Lebaran, Oleh-oleh Kuningan Sepi Pembeli, Lho?

Lebaran, Oleh-oleh Kuningan Sepi Pembeli, Lho?

KUNINGAN- Meski terjadi peningkatan penjualan dibanding hari-hari biasa. Namun, secara keseluruhan jumlah konsumen yang datang ke toko oleh-oleh  di Kabupaten Kuningan pada lebaran tahun ini menurun. “Jumlah konsumen yang datang menurun. Saya tidak mengetahui pasti apakah karena memang mereka tidak punya uang atau membeli oleh-olehnya dibatasi,” ucap Asep pemilik Toko Azahra di Kawasan oleh-oleh Cijoho kepada Radar Kuningan, Senin (11/7). Harusnya, kata dia, pada hari Minggu (10/7) merupakan puncaknya jumlah konsumen yang datang ke toko. Pasalnya, merupakan hari terakhir  pada arus balik. Biasanya pada H+3 lebaran stok barang yang dijual selalu habis. Namun sekarang masih menumpuk. Bukan hanya di tokonya, tapi merata di semua pedagang oleh-oleh. “Bisa dilihat sendiri konsumen yang datang sedikit. Tahun lalu saya tidak bisa santai seperti ini duduk di jok motor. Konsumen yang datang membludak dan barang yang terjual banyak. Lebaran tahun ini benar-benar sepi,” ucap pria yang bekerja di Kantor Kecamatan Japara itu. Asep bisa menyebutkan toko oleh-oleh yang lain sepi karena memang jelas terlihat. Pasalnya, semua toko oleh-oleh di Cojoho saling berdekatan sehingga bisa terpantau. “Ada toko oleh-oleh yang sangat ramai, tapi lebaran ini nasibnya sama seperti kita, sepi,” ucap Asep. Asep menyebutkan, barang yang diburu konsumen masih tetap sama yakni tape, gemblong, OBS, rempeyek dan minuman jeruk nipis. Pada tahun ini tidak ada kenaikan harga. Bukan hanya penjual yang ada di pusat oleh-oleh yang mengaku sepi, namun penjual dadakan di pinggir jalan pun ikut merasakan sepi. Mereka menyebutkan, lebaran tahun  2016 jumlah pembeli menurun. “Lihat saja tape masih menumpuk. Padahal, tahun lalu sudah ludes terjual,” ucap Icah salah seorang penjual kepada Radar Kuningan. Sementara itu, Ari Rahmayanti salah seorang konsumen yang tengah memilih oleh-oleh mengaku, memang tahun ini barang dibeli tidak sebanyak tahun lalu. Hal ini karena banyak kebutuhan yang harus dikeluarkan. “Kan anak mau masuk SMP dan SMA, tentu harus banyak dana. Maka untuk membeli oleh-oleh pun saya batasi, yang terpenting bawa dan bisa membagi ke saudara,” jelas ibu tiga anak yang didampingi suaminya itu. Dari pantauan Radar Kuningan, jumlah pembeli memang tidak sebanyak tahun sebelumnya. Faktor daya beli sangat mempengaruhi terhadap penjual oleh-oleh. (mus)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: