AS Roma vs Porto, Ringan Menuju Sempurna

AS Roma vs Porto, Ringan Menuju Sempurna

ROMA – Satu kaki AS Roma dengan mantap telah berada di fase grup Liga Champions. Kaki lainnya pun siap dilangkahkan agar bisa menjejak sempurna ketika menjamu Porto pada leg kedua play-off di Olimpico dinihari nanti WIB. Dengan keuntungan mampu meraih hasil 1-1 di Estadio do Dragao (18/8), kans Roma untuk lolos ke fase selanjutnya pun sangatlah ringan. Sebab, mereka tinggal membutuhkan hasil kacamata di kandang sendiri. Pilihan yang sangat mudah. Terlebih jika menilik statistik Porto yang tidak bersahabat di tanah Italia. Dari 12 kali laga yang telah mereka lakoni disana, klub berjuluk The Dragon itu hanya bisa meraih tiga kali menang sementara sisanya berakhir tiga seri dan menelan enam kekalahan. Ditambah lagi, Roma memulai kampanye Serie A-nya dengan sangat mantap. Itu setelah mereka menggebuk Udinese 4-0 (21/8) sehingga saat ini nyaman sebagai capolista sementara. Namun, segala hasil positif tersebut bukannya tanpa kendala. Allenatore Luciano Spalletti menghadapi problem klasik satu hari menjelang pertandingan berlangsung. Dirinya tidak bisa menurunkan kekuatan terbaik setelah cedera yang menimpa dua pemainnya, Alessandro Florenzi dan Leandro Paredes. Florenzi absen sejak sesi latihan kontra Udinese (19/8) karena cedera di betis sebelah kanannya. Kemudian Leandro Paredes harus menyusulnya akibat menderita benturan di betisnya pasca melawan Udinese. Lini belakang pun menyisakan lubang. Tidak hanya karena Thomas Vermaelen yang absen akibat kartu merah. Namun juga Kostas Manolas yang mengalami nyeri di otot adductor-nya juga selepas menghadapi Udinese. Kenyataan ini menjadi kondisi berbahaya bagi Giallorossi, sebutan Roma. Sebab, sang tamu datang dengan kepercayaan yang meninggi menyusul status pemuncak klasemen di Primeira Liga karena menang 1-0 dari Estoril Praia (21/8). Tidak sekadar menang. Lini depan mereka juga sedang ganas setelah Andre Silva mencetak gol ketiganya di semua ajang. Gol ini terasa begitu spesial karena di saat yang bersamaan, striker 20 tahun itu baru saja memperpanjang kontrak dengan Porto hingga lima musim ke depan. ”Paling penting, kami harus bisa mempertahankan karakter kami dan tidak menunjukkan kesalahan sedikitpun,” ujar attaccante Roma, Edin Dzeko, kepada La Gazetta dello Sport. Sederet perubahan dilakukan Spalletti untuk menambal celah yang ada di setiap lininya. Untuk Florenzi, Spalletti pun nampaknya tidak akan merasa terlalu kehilangan. Sebab, dia memiliki pengganti yang berkualitas dalam diri Bruno Peres. Bek yang didatangkan dari Torino itu melakukan debutnya dengan sangat mengesankan ketika menang dari Udinese. Selama 90 menit penuh, Peres tidak sekadar bagus dalam bertahan (1 tekel, 2 disposisi) dan lihai dalam mendistribusikan bola (87 persen passing sukses). Bek Brasil berusia 26 tahun itu juga sigap dalam membantu serangan. Itu terlihat dari statistik WhoScored di mana Peres menjadi pemain terbanyak kedua setelah Mohamed Salah dalam urusan dribel dengan melakukan dua kali dribel dan empat kali tembakan. ”Aku disini untuk belajar dan beradaptasi dengan cepat,” kata Peres sebagaimana diberitakan oleh Roma TV. ”Aku tidak masalah dengan sistem backfour. Padahal, selama dua tahun ini, aku begitu terbiasa bermain dalam pola 3-5-2-1,” lanjutnya. Kemudian di jantung pertahanan. Meski bisa diturunkan, Manolas tentu tidak bisa bermain dengan optimal. Karena itu, Spalletti pun membutuhkan bek kuat yang bisa meng-cover-nya. Pilihannya saat ini hanya tersisa Juan Jesus maupun Federico Fazio. Keduanya telah diturunkan sebagai pengganti saat melawan Udinese. Dilihat dari peluangnya, Fazio memiliki kesempatan paling apik menjadi starter. Sebab, dengan tinggi yang menjulang (195 cm), Spalletti bisa memaksimalkannya untuk mengambil keunggulan di udara. Spalletti juga bakal menggeser Radja Nainggolan untuk mengisi tempat Paredes yang kosong sebagai gelandang serang kanan. Jabatan holding midfielder pun bakal kembali diserahkan kepada Daniele De Rossi yang kemarin tidak bermain sama sekali. Khusus bagi Strootman, partai ini bakal menjadi partai Eropa pertamanya pasca sembuh dari berbagai operasi lutut yang mengharuskannya hanya bisa bermain dalam lima laga Serie A terakhir musim lalu. Terakhir kali Strootman memperkuat Il Lupi, sebutan lain Roma, di Liga Champions adalah saat Roma bermain imbang 1-1 di kandang CSKA Moskow pada penyisihan grup musim 2014-2015. Dalam wawancaranya dengan Tribal Football Juli lalu, Strootman berujar bahwa dia bersyukur karena Roma masih sabar untuk terus menanganinya meski boleh dibilang bahwa dia tidak produktif. ”Aku merasa senang sudah kembali bersama tim. Kondisiku baik dan sangat penting bagiku akhirnya bisa kembali bermain,” papar gelandang Timnas Belanda tersebut. Terpisah, treinador Porto, Nuno Espirito Santo berkata dia sangat yakin timnya bakal meraih kemenangan setelah hasil bagus di liga. ”Kini, kami harus kembali mengumpulkan tenaga melawan Roma. Namun, kami sudah siap,” koar eks entrenador Valencia itu sebagaimana dikutip oleh Il Messaggero. Adapun bek Porto Felipe berujar kunci timnya untuk membungkam Roma di Olimpico adalah melakukan inisiatif menyerang sejak menit pertama dan tidak membiarkan mereka melihat celah dalam mengembangkan permainan. ”Laga melawan Roma bakal sulit. Jadi, kami harus fokus sepanjang waktu. Ketika kami memiliki peluang, kami harus segera menghancurkan mereka,” tuturnya dilansir dari situs resmi klub. (apu)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: