Petani Tembakau Berharap Harga Rokok Naik

Petani Tembakau Berharap Harga Rokok Naik

MAJALENGKA - Wacana kenaikan harga rokok mendapat tanggapan dari Bupati Majalengka H Sutrisno SE MSi. Dirinya secara pribadi setuju dengan alasan ketika harga rokok naik akan memberikan dampak positif bagi para petani tembakau. “Apalagi wilayah kita ini adalah salah satu wilayah agro dan banyak petani yang menanam tembakau. Jadi jika harga rokok tersebut naik, ini bisa memberikan keuntungan kepada petani. Seharusnya harga rokok yang naik juga mengatrol harga tembakau,” ungkapnya. Bupati juga memprediksi jika harga rokok naik akan menjadi peluang usaha baru bagi masyarakat di Kabupaten Majalengka. “Tentunya peluang usaha itu menanam dan menjual tembakau,” jelasnya. Salah seorang petani Jojo (40) warga Desa Argalingga, Kecamatan Argapura mengungkapkan hal yang sama. Namun persoalannya ketika harga rokok naik tembakau tidak ikut naik. “Jika ingin para petani tembakau untung, saya selaku petani menginginkan harga rokok naik dan harga tembakau juga naik,” ungkapnya. Diharapkan pemerintah melakukan sosialisasi, karena sejauh ini banyak pedagang dan konsumen yang sudah banyak memborong rokok. “Sasaran mereka adalah untuk mencari keuntungaan saat harga rokok naik. Didin, petani tembakau di Desa Babakansari Kecamatan Bantarujeg juga sepakat jika harga tembakau mengalami kenaikan akan membawa peningkatan kehidupan petani tembakau. Namun jika harga tembakau tetap apalagi sampai turun, maka kehidupan petani tembakau semakin terjepit. Hal senada diungkapkan Ketua Kelompok Petani Tembakau Desa Sinargalih Kecamatan Lemahsugih, Oom Sarnoki didampingi Kabid Perkebunan H Ade Umaed SPtMP dan Kasi Produksi dan Pemasaran Dinas Hutbunnak Tati Nuridah BSc. Menurutnya, kenaikan harga rokok juga mengatrol harga tembakau lokal. “Kami sebaiknya menolak kenaikan harga rokok hanya menguntungkan sepihak. Tembakau menjadi salah satu komoditas andalan dan juga sumber kehidupan petani di di wilayah selatan Majalengka,” terangnya. Selain menanam padi dengan sistem tadah hujan, petani di wilayah selatan juga menanam tembakau. Namun jika dibandingkan, keuntungan menanam tembakau lebih tinggi dibanding menanam padi. Menurutnya, jika wacana harga rokok mencapai Rp50 ribu per bungkus diterapkan, petani tembakau memiliki solusi untuk para perokok. Dibanding membeli rokok sebungkus seharga Rp50 ribu, petani menawarkan tembakau Rp35 ribu per kilogram. “Tembakau dengan harga tersebut berkualitas baik, dan bisa digunakan atau dikonsumsi antara 1 sampai 2 minggu,” pungkasnya. (har/bae)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: