Liga Santri Nusantara, Nurul Fajri Tantang Al-Balagh di Final

Liga Santri Nusantara, Nurul Fajri Tantang Al-Balagh di Final

CIREBON - Tim Pondok Pesantren (PP) Al-Ma’arif Kabupaten Cirebon harus rela tersingkir sebelum mencapai partai puncak Liga Santri Nusantara (LSN) 2016 Regional I Jawa Barat. Kesebelasan asal Wilayah Cirebon Timur (WTC) itu ditumbangkan Nurul Fajri FC di semifinal. Bertempat di Stadion Utama Bima, Kota Cirebon, Minggu (28/8), Al-Ma’arif sempat melambungkan asa setelah memimpin keunggulan hingga jeda pertandingan. Pasukan Ujang Johanes sudah unggul saat pertandingan baru berjalan empat menit. Gol Wandi yang dicetak dari dalam kotak penalti bertahan hingga babak pertama usai. Keadaan berbalik di babak kedua. Gantian, Nurul Fajri yang mengendalikan permainan. Handaru dan kawan-kawan mendominasi penguasaan bola. Setelah berkali-kali menyerang namun selalu gagal, Nurul Fajri akhirnya berhasil menyamakan skor tiga menit jelang bubaran. Sontak, gol yang dicetak Irin pada menit ke-67 itu mengembalikan rasa percaya diri tim besutan Uut Kuswendi. Hingga laga usai, skor imbang tidak berubah. Tanpa perpanjangan waktu, pertandingan dilanjutkan dengan adu tendangan penalti. Nurul Fajri yang tengah bangkit, menghadapi drama adu penalti dengan penuh percaya diri. Sementara anak-anak Al-Ma’arif yang tidak menyangka terjadi gol balasan di akhir babak kedua terpaksa harus mendapatkan suntikan moral dari sang pelatih. Gambaran yang terjadi pada saat interval menjadi kenyataan di lapangan seketika setelah adu penalti dimulai. Penendang pertama Al-Ma’arif, M Zaenudin, gagal melaksanakan tugasnya. Tendangannya hanya membentur mistar gawang. Demikian pula dengan penendang keempat Al-Ma’arif, Wandi. Tendangannya mampu ditepis kiper Nurul Fajri FC, Feri. Al-Ma’arif harus rela menerima kekalahan karena empat penendang dari kubu lawan berhasil memasukkan bola ke gawang Tubagus Farhan. Mereka adalah Handaru, Irin, Fachry dan Yudistira. Nurul Fajri lolos ke final setelah mengantongi kemenangan dengan skor 3-5 (1-1). “Semangat anak-anak sempat menurun karena lawan begitu cepat mencetak gol. Untungnya di babak kedua kami bisa mengubah keadaan dengan gol yang terjadi di akhir pertandingan,” ujar Uut Kuswendi usai pertandingan. “Saya kira, gol penyeimbang itu berhasil menjatuhkan mental lawan, sementara semangat anak-anak kami kembali naik. Saya bersyukur akhirnya bisa memenangkan pertandingan yang cukup menegangkan ini,” imbuhnya. Sementara itu, Ujang Johanes menyayangkan keputusan wasit. Menurut dia, wasit melakukan beberapa keputusan kontroversial. Namun demikian, dia bersikap legawa. “Para pemain tampil bagus. Saya senang. Lagipula, menurut saya, pertandingan inilah final yang sesungguhnya pada turnamen ini. Ya, hasil akhir menunjukkan kami kalah. Para pemain harus belajar menerima kekalahan,” ungkapnya. Sementara itu, pada partai puncak yang akan digelar di Stadion Utama Bima, Minggu 4 September mendatang, Nurul Fajri FC akan berhadapan dengan PP Al-Balagh. Di semifinal, Al-Balagh menyingkirkan PP Al-Arrofah setelah memenangkan pertandingan yang berakhir 3-1. (ttr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: