Perbankan Dukung Penurunan DP KPR
CIREBON - Memasuki triwulan akhir 2016, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan kebijakan baru dengan menurunkan Loan to Value (LTV) kredit pemilikan rumah. Cirebon sebagai kota yang perkembangan propertinya terbilang besar, tentu punya tanggapan sendiri soal kebijakan ini. Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan Kantor Cabang Utama Cirebon Asep Budi Herdiana mengatakan, BI melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No 18/16/PBI/2016 melonggarkan kebijakan LTV untuk kredit properti, sehingga DP (uang muka) pembelian rumah pertama hanya 15 persen dari asalnya 20 persen. “Penurunan DP juga berlaku untuk pembelian rumah kedua 20 persen semula 30 persen dan rumah ketiga 25 persen sebelumnya 40 persen,” katanya pada Radar, Kamis (1/9). Asep memaparkan, DP tidak dihapus terkait prudential banking atau kehati-hatian bank untuk mencegah meningkatnya rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL). Pelonggaran LTV untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) dilakukan untuk menggairahkan industri properti dan menimbulkan multiflier effect untuk industri lainnya, seperti asuransi, notaris, perbankan dan jasa kreatif. “BNI termasuk yang diberikan kelonggaran LTV, karena termasuk kategori bank sehat. Salah satu syaratnya adalah Gross NPL dan Net NPL harus di bawah 5 persen,” paparnya. BNI mendukung program pemerintah dengan mengeluarkan program BNI Griya HUT ke-70 BNI dan BNI Griya Bunga Tetap 5 tahun dengan berbagai keunggulan dan kemudahan, seperti bunga single digit dan bebas biaya administrasi. Sementara itu, Pengembang PT Jayaland dan Bangun Cipta Prima, Imron Hanafi mengaku, sebagai pengembang dengan adanya kebijakan baru ini pertumbuhan diprediksi bisa meningkat minimal 2-4 persen. Bahkan lebih pada 2016-2017. Dengan kebijakan BI menurunkan DP, diharapkan pemerintah atau BI juga bisa menurunkan bunga KPR bank pemberi kredit, sehingga pertumbuhan masyarakat akan kebutuhan rumah tinggal bisa segera terpenuhi. “Otomatis dengan DP turun, harus ada kelonggaran rasio LTV dari BI. Bisa dilihat pula harga komoditi membaik, ini juga bisa sangat berpengaruh,” harapnya. (tta)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: