Haul Ke-10 Almarhum Kang Ayip Muh; Mengajar Penuh Ikhlas, Candanya Berisi Ilmu

Haul Ke-10 Almarhum Kang Ayip Muh; Mengajar Penuh Ikhlas, Candanya Berisi Ilmu

Nama KH Muhammad Bin Syeikh Bin Abu Bakar Bin Yahya atau akrab disapa Kang Ayip Muh sudah membumi di Cirebon. Semasa hidup, Kang Ayip Muh dikenal dekat dengan semua kalangan. Semua orang pun merindukan sosok kharismatik Kang Ayip. Laporan: SAMSUL HUDA, Cirebon  UNTUK mengingat perjuangan Kang Ayip Muh, hari ini (16/9) keluarga besar Pondok Pesantren Jagasatru menggelar haul ke-10. Kegiatan itu dipusatkan di Ponpes Jagasatru 2 di Desa Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Haul dimulai bakda Jumat, tepat pukul 13.00. \"Sudah tiga kali haul Walid (sapaan anak kepada bapak, red) di Ponpes 2. Haul diselenggarakan untuk mendoakan dan mengingat perjuangan almarhum semasa hidupnya,\" ujar putra ke-9 almarhum Kang Ayip Muh, KH Hasanain Yahya, Kamis (15/9). Menurut Kang Hasan- sapaan KH Hasanain Yahya- selama ini sosok Kang Ayip Muh selalu menjadi panutan. Dikenal demokratis dan tegas di dalam keluarga. Sebab, Kang Ayip Muh memberikan kebebasan dalam memilih hidup selagi memiliki manfaat bagi kemaslahatan umat. \"Sosok Walid ini memang tidak hanya menjadi panutan keluarga, tapi masyarakat luas. Sebab, dalam mengamalkan ilmu di tengah masyarakat luas dilakukan dengan ikhlas,\" kata Kang Hasan. Menurutnya, ada pesan yang masih terngiang di benak keluarga, santri dan masyarakat. Pesan itu adalah; “luruskan niat perbanyak salawat”. Kalimat ini simpel. Namun, memiliki makna yang luas dan mudah dimengerti oleh semua kalangan. Selain itu, dalam berdakwah Kang Ayip Muh tidak banyak mengeluarkan dalil. Tapi, lebih menggambarkan pada problematika sosial yang ada di tengah-tengah masyarakat. \"Begitu paham dengan situasi dan kondisi masyarakat. Jadi, pola dakwahnya turun ke masyarakat dengan cara-cara yang halus. Sehingga mengena di hati masyarakat,\" ucap Kang Hasan. Kemudian, kata Kang Hasan, saat memberikan pengajian kepada santri dan anak-anaknya, Kang Ayip Muh tidak pernah bercanda tanpa memiliki makna. Artinya, canda yang disampaikan semuanya mengandung manfaat yang berisi tentang keilmuan. Selain itu, Kang Ayip Muh juga selalu mengajarkan sifat tawadhu.  \"Contoh kecilnya yang pernah saya alami saat bersama Walid disuruh minum air sisa tamu. Katanya sayang airnya, diminum, habisin. Awalnya saya juga tidak mengerti. Tapi setelah dipikir-pikir ternyata mengandung makna yang baik. Jadi apa-apa yang keluar dari lisan Walid mempunyai makna,\" tandasnya. Kang Hasan menambahkan, sebagai orang tua dalam kondisi apapun Kang Ayip selalu menerima tamu yang datang ke rumah, baik tua maupun muda. Meskipun kondisi mengantuk, tatkala ada tamu, Kang Ayip selalu menerimanya dengan baik dan tidak pernah membeda-bedakan orang. “Makanya dekat dengan banyak orang,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: