Satpol PP Ontrog Kedai Kita di Bandorasa

Satpol PP Ontrog Kedai Kita di Bandorasa

KUNINGAN - Aktivitas kedai Kita di Dusun Manis, Desa Bandorasawetan yang dianggap meresahkan warga sekitar langsung ditanggapi petugas Satpol PP Kecamatan Cilimus, Kamis (22/9). Peninjauan kafe tersebut dlakukan oleh Kasi Trantib Kecamatan Cilimus Suharto Kadar bersama dua anggotanya disusul Kepala Satgas Desa Bandorasawetan Sumarna. Namun sayang, upaya petugas untuk menindaklanjuti keresahan warga tersebut menemui kendala karena kafe masih tutup dan pemilik maupun penjaganya belum datang. \"Kami mendapat informasi tentang keluhan warga tersebut sehingga langsung kami tindaklanjuti dengan melihat langsung keberadaan kafe ini. Dari penelusuran kami, sudah diketahui identitas pemilik kedai ini yang ternyata juga pemilik Kafe Skorpion di Linggasana. Secepatnya akan kami tegur pemiliknya terkait keluhan warga tersebut,\" ujar Suharto kepada radarcirebon.com. Berdasarkan informasi dari pihak desa, lanjut Suharto, keberadaan usaha kedai tersebut memang belum ada izinnya. Hal ini tentu sangat disayangkan, karena usaha tersebut sudah tidak berizin ditambah keberadaannya malah membuat warga resah. \"Jika memang benar terdapat aktifitas para PL yang berpakaian mini, merokok bahkan mabuk-mabukan tentu ini sudah sangat mengganggu ketertiban, apalagi tempatnya yang berada di tengah pemukiman warga seperti ini. Ini menjadi perhatian kami dan akan kami pantau dan pemiliknya akan kami tegur,\" tegas Suharto. Ditambahkan Kepala Satgas Desa Bandorasawetan Sumarna, pihaknya siap memberikan sangksi tegas menutup kafe tersebut jika benar keberadannya meresahkan warga. Hal ini atas pertimbangan keberadaan usaha yang tidak berizin ditambah khawatir memberi dampak negatif terhadap warga di sekitarnya. \"Pertama usaha ini tidak berizin bahkan ada indikasi dijadikan tempat transit para PL yang akan kerja ke tempat hiburan. Kami beri toleransi hingga beberapa waktu ke depan untuk mengurus perizinannya dan pastikan usaha ini tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Jika ke depan ternyata kejadian kemarin malam kembali terulang, maka tidak ada lagi kesempatan, silakan tutup saja,\" tegas Sumarna. Sementara itu salah seorang warga di sekitar Kedai Kita, Susan, membenarkan aktivitas di kafe mini tersebut akhir-akhir ini cukup meresahkan. Kehadiran para PL pada malam hari hingga menjelang subuh dengan dandandanan menor dan pakaian ketat, merokok bahkan ada juga yang hingga mabuk dinilai sangat mengganggu ketentraman. \"Hampir setiap malam kami tidak bisa tidur karena aktivitas di kafe tersebut yang berisik. Kami juga khawatir di sini banyak anak-anak, ketika melihat dandanan dan perilaku mereka yang begadang hingga malam kemudian ditiru kan bisa gawat,\" kata Susan. (taufik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: