Aktif di Bank Sampah, Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan

Aktif di Bank Sampah, Ajak Generasi Muda Peduli Lingkungan

Cerita Abdul Jaman, Zetizen Cirebon yang Mewakili Jawa Barat ke New Zealand (1)  Abdul Jaman (17) langsung menangis. Dia tak bisa menahan tangis bahagia itu saat namanya diumumkan menjadi satu dari 34 Alpha Zetizen yang akan terbang ke  New Zealand akhir November mendatang. Pengumuman dilakukan pada Awarding Night Zetizen Summit 2K16 di Grand Trawas Hotel, Mojokerto, Jawa Timur, tadi malam. Novrila Mayang, Cirebon KEBERHASILAN Aab -panggilan akrab Abdul Jaman-, tidak datang tiba-tiba. Siswa SMKN 1 Kedawung ini harus bersaing ketat dengan 170 peserta lain dari seluruh provinsi di Indonesia. Ada banyak tahapan yang harus ditaklukkan Aab untuk bisa berangkat ke New Zealand. Pasalnya, untuk bisa menjadi perwakilan Jawa Barat, Aab harus bersaing dulu dengan member Zetizen dari berbagai kota di Jawa Barat. Untuk diketahui, Zetizen adalah halaman dan website yang dikelola oleh Jawa Pos Group (termasuk Radar Cirebon) yang berisi tentang info-info seputar anak muda. Di website, keaktifan para member dinilai dan diberi poin. Aab sendiri, ketika mendapati adanya National Challenge: Be a Good Zetizen and Go To New Zealand yang memperebutkan tiket ke New Zealand, langsung mengikuti kompetisi itu. Mengingat, pergi ke New Zealand pun menjadi salah satu impian Aab. Ia pun bertekad untuk memenangkan kompetisi ini. “Saya tidak hanya mengumpulkan poin, tetapi juga melakukan aksi positif yang kemudian di upload ke website Zetizen dan dimuat di halaman Zetizen Radar Cirebon,” tuturnya. Sejak awal mendaftar menjadi member Zetizen dan bergabung dengan kru Zetizen Radar Cirebon, setiap hari Aab selalu menyempatkan waktu memperbanyak poin. Sebelum berangkat mengikuti seleksi di Jawa Timur, Aab memiliki jumlah poin sebesar 1.195.200. Poinnya tersebut berhasil membuatnya menjadi pemilik akun Zetizen dengan jumlah poin terbanyak di Jawa Barat. \"Karena websitenya sendiri yang generasi Z banget. Mengumpulkan poinnya pun jadi lebih menyenangkan,\" lanjutnya. Sementara dalam aksi positifnya, Aab berfokus pada pelestarian lingkungan. Apalagi Aab merupakan salah satu penggerak bank sampah di sekolahnya. “Saya ingin mengajak generasi Z untuk bersama-sama menjaga lingkungan dan memanfaatkan sampah. Makanya aksi-aksi yang saya upload di Zetizen mayoritas berkaitan tentang pelestarian lingkungan dan sampah,” tuturnya. Aksi-aksi yang di-upload Aab pun dinilai oleh tim Zetizen dari berbagai aspek. Mulai dari originalitas, kreativitas, hingga dampak aksi. Pada awal Oktober lalu, Aab pun dinyatakan lolos bersama empat member Zetizen lainnya yang berasal dari Cirebon, Bogor, dan Bandung untuk mewakili Jawa Barat. Di tingkat nasional, Aab harus menjalani final interview dan serangkaian penilaian di Jawa Timur. “Nggak nyangka sebelumnya, saya pikir hanya bisa mewakilkan Cirebon di Surabaya. Ternyata bisa sampai jadi perwakilan Alpha Zetizen untuk Jawa Barat yang terbang ke New Zealand,\" ujarnya. Ada cerita menarik sebelum Aab mengikuti seleksi nasional di Surabaya. Untuk bisa mengikuti seleksi nasional, salah satu persyaratan yang harus ditempuh adalah memiliki paspor. Karena Aab masih berusia di bawah 18 tahun, pembuatan paspor diharuskan bersama kedua orang tua. Sekilas, persyaratan dari kantor Imigrasi ini memang mudah. Namun menjadi sulit bagi Aab karena sang ayah sedang merantau di Kalimantan dan baru akan kembali ke Cirebon pada Maret 2017. Aab pun sempat putus harapan. Namun karena terus disemangati sang bunda, Aab jalan terus. Karena sang ayah sedang merantau, pihak Imigrasi meminta surat kuasa dari orang tua Aab. \"Jadi sampai dadakan minta surat kuasa dari papa ke mama, terus dari papa ke Aab harus lewat faksimile,\" tuturnya. Butuh waktu 3 hari bagi Aab untuk mendapatkan paspor. Sementara waktu keberangkatan ke Surabaya sudah semakin dekat. Insiden paspor ini pun sempat membuat Aab panik. \"Buat paspor itu sudah mepet waktu banget, tiga hari saya bolak-balik kantor Imigrasi, hari pertama dan kedua ditolak karena umurnya masih di bawah 18 tahun harus didampingi orang tua untuk pengisian tanda tangan,\" tuturnya. Usaha Aab pun akhirnya berujung manis. Bisa terbang ke New Zealand ibarat mimpi yang jadi kenyataan. Saat tahu menjadi pemenang, Aab tak bisa menahan luapan kebahagiaannya. Menangis, terharu bahagia. Kebahagiaan Aab semakin lengkap setelah sang bunda menelepon dan memberikan ucapan selamat. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: