Azis: Tak Masalah Kalau Tidak Ada Wakil

Azis: Tak Masalah Kalau Tidak Ada Wakil

KEJAKSAN -Gagalnya pemilihan wakil walikota sampai dengan batas akhir, 16 Oktober 2016, diterima walikota sebagai sebuah konsekuensi politis. Kendati demikian, Walikota Cirebon, Drs Nasrudin Azis SH menolak disalahkan atas kegagalan pemilihan wakil walikota. “Saya sudah mengusulkan dua nama, tapi sama DPRD saat itu tidak diproses dan dikembalikan. Sampai batas akhir, saya tetap mengusulkan dua nama Pak Toto Sunanto  dan Ibu Eeng Carli,” ujar Azis, kepada Radar, Selasa (18/10). Diungkapkannya, kekosongan E2 bukan kehendak dirinya. Sejak awal, dirinya menginginkan partner untuk membagi beban. Sebab, beban untuk memimpin kota tanpa sosok wakil sangat berat. Sehingga, bila ada yang mencari kambing hitam untuk gagalnya pemilihan wawali sudah semestinya tidak diarahkan kepada dirinya. ”Hakekatnya DPRD itu penyelenggara pemerintahan. Tidak masalah kalau memang tidak ada wakil,” katanya. Karena tidak ada wakil, kata Azis,  kita cari jalan keluar untuk bersama-sama menyelenggarakan pemerintahan. Bahkan, pihaknya sudah melaksanakan mutasi rotasi promosi sebagai bentuk antisipasi. Tidak hanya itu, pihaknya sudah menempatkan asisten yang menurut pandangannya bisa mem-back up kerja sekretaiat daerah. Kinerja setda ini menjadi beban asisten, karena sekda akan menjadi tandem walikota dan bahu membahu menjalankan pemerintahan. Politisi Partai Demokrat ini juga menegaskan agar DPRD tidak terus-terusan menyalahkan dirinya. Proses pemilihan deadlock karena hingga akhir tidak bisa ditentukan kandidat mana yang akan diproses. ‘’Saya mohon dewan berpikir objektif dalam melihat persoalan ini. Yang penting bisa menyatu cita-citanya warga Cirebon. Karena hakekatnya DPRD penyelenggara pemerintah,” tandasnya. Ketua Fraksi Partai Demokrat, M Handarujati Kalamullah SSos mengungkapkan hal senada. Hingga 18 bulan ke depan sampai proses pemilihan walikota 2018, Nasrudin Azis SH bakal sendirian memimpin kota. Pasalnya, nama yang diajukan sebagai calon wakil walikota oleh parpol pengusung yakni Demokrat, Golkar dan PPP tak kunjung menemukan kata sepakat. “Kami selama ini sudah mengusulkan dua nama calon wakil walikota, yaitu Toto Sunanto dan Dra Hj Eti Herawati, tapi Golkar mengusulkan dua nama yang berbeda yakni Toto Sunanto dan Muksidi. Ya akhirnya buntu, sama-sama nggak sepakat,” ujar Andru –sapaan akrab- Handarujati Kalamullah. Atas perkembangan ini, kata dia, panitia pemilihan akan kembali rapat untuk kemudian menyampaikan perkembangan pengisian E-2 kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) dan Gubernur Jawa Barat. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: