Petani Tebu Cirebon Keluhkan Rendahnya Harga Gula

Petani Tebu Cirebon Keluhkan Rendahnya Harga Gula

ASTANAJAPURA - Melorotnya harga gula di tingkat petani, membuat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PPTRI Jawa Barat mendesak pemerintah daerah, provinsi dan pusat untuk menghentikan gula impor raw sugar (gula mentah) dan impor gula rafinasi. Karena dengan adanya gula tersebut, petani tebu semakin terpuruk. Ketua DPD PPTRI Jawa Barat, H Dudi Bahrudin mengatakan, sejak masuknya gula impor raw sugar dan gula rafinasi yang sudah berbentuk white sugar (gula putih), berdampak pada menurunnya harga gula petani. Maka, perlu adanya tindakan dari pemerintah pusat, provinsi dan daerah untuk menghentikan impor gula tersebut. \"Saat ini, harga gula di tingkat petani di bawah Rp11.000 perkilogram. Tentu sangat bertentangan dengan keputusan Menteri Perdagangan RI yang menetapkan kisaran Rp11.000 ke atas. Maka, perlu adanya tindakan nyata dari pemerintah menyikapi menurunnya harga gula di tingkat petani,\" pinta Dudi di sela rapat bersama para ketua DPC, di aula PPTRI Jawa Barat, Jumat (28/10). Dudi menjelaskan, sejak musim giling 2016, periode awal di bulan Juni, petani tebu masih meraih untung, meski hanya sedikit. Karena harga lelang mencapai 14.500/kg. Namun, di periode berikutnya, hingga periode sembilan ini, harga gula di tingkat petani terus mengalami penurunan dan sekarang di bawah 11.000/kg atau kisaran Rp9.100. \"Tentunya dengan harga tersebut., banyak petani yang mengurungkan niatnya menjual gula. Diharapkan, pemerintah pusat menghentikan impor gula, untuk pemerintah provinsi dan daerah agar lebih ketat mengawasi peredaran gula impor tersebut. Agar gula para petani dapat terjual dengan harga tinggi,\" harapnya. Disinggung rendemen saat ini, Dudi mengungkapkan terus mengalami penurunan. \"Rendemen memang hal yang sangat pelik, karena dari segi usia pabrik gula dan alat yang ada, peninggalan zaman Belanda. Sehingga, perlu adanya peremajaan peralatan dan dibangun kembali pabrik gula di tempat semula dengan peralatan yang lebih canggih. Agar rendemen bisa meningkat,\" imbuhnya. (jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: