Lahan yang Terbatas Jadi Kendala Tikungan Cipto

Lahan yang Terbatas Jadi Kendala Tikungan Cipto

KESAMBI – Jalan tikungan baru Jalan Pemuda menuju Jalan Dr Cipto Mangunkusumo, masih belum optimal untuk lalu lintas. Namun, hal ini bukan karena teori yang digunakan. Persoalannya keterbatasan lahan. “Mau di mana pun, kalau terbentur keterbatasan lahan, teori teknis transportasi lalu lintas apapun tidak akan optimal,” ujar Kepala Bidang Lalu Lintas Darat Dinas Perhubungan Informatika dan Komunikasi (Dishubinkom), Syaroni ATD MT, kepada Radar, Senin (31/10). Disebutkannya, pembangunan tikungan Jalan Pemuda menuju Jalan Cipto Mangunkusumo, secara umum layak mendapatkan apresiasi sebagai upaya pemerintah memberikan kemudahan bertransportasi. Terlepas dari faktor teknis tersebut, mesti diakui keberadaan tikungan telah membuat lalu lintas lebih lancar. “Itu berhasil menrugai kemacetan dan membuat lalu lintas lebih lancar,” katanya. Syaroni setuju bila akses masuk tikungan dari arah Jl Dr Cipto Mangunkusumo ke Jl Pemuda diperbaiki. Sebab, akses masuk tikungan tertutup antrean kendaraan di lampu merah. Pada akhirnya keberadaan tikungan menjadi tidak optimal. “Ini murni soal keterbatasan lahan, mau transportasi lalu lintas terbaik pun tetap saja hasilnya tidak akan maksimal,” katanya. Disebutkan Syaroni, banyak tikungan di Kota Cirebon yang menyalahi standar keamanan lalu lintas. Syaroni mencontohkan tikungan Jalan Kartini menuju Jl Dr Cipto Mangunkusumo dan Jalan Tuparev ke Jalan Dr Wahidin.  Dua tikungan ini merupakan contoh yang tidak sesuai teknik transportasi. “Sama saja, masalah di kedua tikungan itu juga lahan. Ini persoalan yang selalu ada. Tapi kita harus menghargai upaya DPUPESDM membantu kelancaran lalu lintas,” tutur Alumni S-2 Transportasi Darat Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta ini. Dishubinkom, kata Syaroni, memahami kendala yang dihadapi DPUPESDM. Mengingat sisi sebelah kanan tikungan dari Jalan Pemuda ada gardu PLN dan Gedung Wanita. Kemudian di sisi sebelah kiri ada Rumah Makan Lawangabang. Ada juga rumah Ir H Sunoto. Bila ingin tikungannya ideal, butuh lama. Pembebasan lahan milik pribadi maupun pemerintah prosesnya lama dan panjang. Sedangkan pekerjaan harus segera dilakukan. “Kami memahami kondisi seperti itu,” ucapnya. Karena itu, kata Syaroni, tahun 2017 nanti dishubinkom akan memasang marka jalan sebagai rambu-rambu bagi pengendara. Di samping itu, dishubinkom berpesan agar pengendara berhati-hati dan waspada. Bagaimanapun, upaya yang dilakukan pemerintah pasti bertujuan baik. Hanya saja, kendala lahan dalam tikungan tersebut menjadi hambatan untuk memaksimalkan putaran belokan. Di tempat terpisah, Kepala Bidang Bina Marga DPUPESDM, Sumargo SE MSi membenarkan, kendala lahan menjadi persoalan dalam pembangunan tikungan Jalan Pemuda menuju Jalan Dr Cipto Mangunkusumo. Sejatinya, DPUPESDM mengetahui ada konsep terbaik untuk membuat tikungan sesuai dengan keinginan semua pihak. Namun, ada dua kendala yang harus dihadapi. Pertama, pembebasan lahan dan pembangunan gardu listrik dengan mengorbankan banyak rumah warga. Kendala kedua anggaran untuk pembebasan lahan. Karena itu, tikungan yang ada saat ini merupakan bentuk solusi terbaik dari pemerintah dalam memberikan kenyamanan bagi masyarakat saat berkendara di area tersebut. Sementara itu, mantan anggota Komisi B DPRD, Drs H Priatmo Adji ragu bus pariwisata bisa berbelok di tikungan Jl Pemuda-Jl Dr Cipto Mangunkusumo. Menurutnya, tikungan itu terlalu tajam. “Aku kok ragu ya, itu bus pariwisata bisa belok nggak?” katanya. Menurut Adji,  keberadaan tikungan ini tidak selaras dengan program pemkot ke depan. Aspek pariwisata yang dijual Kota Cirebon, bisa tidak terakomodir karena tikungan ini. “Coba perlu itu diliat bisa belok nggak. Kalau nggak, ya itu nggak sesuai dengan keinginan menjual pariwisata,” tandasnya. Begitu juga tikungan di depan Cirebon Convention (Gedung Wanita). Fasilitas belok kiri langsung nyaris tidak bisa diakses langsung, kecuali malam hari. (ysf/abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: