Masyarakat Indonesia Gemar Berbelanja Online Gunakan Smartphone

Masyarakat Indonesia Gemar Berbelanja Online Gunakan Smartphone

JAKARTA -Toko Online Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) sebentar lagi akan siap beroperasi. Pemilihan toko virtual untuk menggerakkan ekonomi 4,5 juta pegawai negeri sipil anggota Korpri sejalan dengan pernyataan Industry Head Google Indonesia, Henky Prihatna di Jakarta. Masyarakat Indonesia gemar berbelanja online. Menurut Henky, para pemegang smartphone saat ini sebagian besar memanfaatkan perangkat itu untuk berbelanja online. Dia mengungkapkan, penggunaannya sebesar 57 persen. Henky juga mengungkapkan, kecenderungan masyarakat Indonesia menggunakan perangkat tersebut saat ini jauh lebih tinggi dari India atau China sekalipun. Dia menyatakan 71 persen warga negara Indonesia saat ini menggunakan smartphone. Di India hanya 69 warganya yang aktif menggunakan perangkat tersebut. Di Thailand hanya 55 persen dan China 44 persen. Pesatnya penggunaan telepon pintar tersebut semakin digemari dengan berkembangnya sistem operasi android. “Penetrasinya dalam hal smartphone adoption, Indonesia memang paling tinggi,” ujar Henky. Selain penggunaannya banyak, rata-rata pemakaiannya pun tidak sebentar. Hasil temuan Google, masyarakat Indonesia rata-rata menggunakan perangkat itu selama dua jam atau 136 menit dalam sehari. Temuan Google juga mengungkapkan, dari lamanya penggunaan smartphone tersebut 68 menit di antaranya menggunakan browser dan 68 menit lainnya untuk apps. Henky menilai hal tersebut menunjukkan masyarakat Indonesia memang sudah sangat menggemari telepon pintar. Saat berbelanja online, menurut Henky, Google menemukan bahwa 92 persen pembeli mengaku membeli menggunakan sebuah aplikasi atau dari situs yang memberikan informasi relevan. Bahkan, sebesar 87 persen pembeli menyatakan telah berubah pikiran mengenai sebuah merek di toko nyata, setelah membaca informasi produk tersebut di smartphone mereka. Selain itu, 77 persen masyarakat pengguna smartphone mengunjungi sebuah toko atau situs berbelanja setelah memperoleh informasi produknya dari telepon pintar tersebut. Hal itu, menurut Henky sesuai dengan karakter pembeli di Indonesia yang tidak setia seperti survei Google karakteristik masyarakat seperti itu besarnya 87 persen. Google Indonesia mengungkapkan lima kategori tertinggi dari pencarian produk Indonesia selama musim belanja akhir tahun, salah satunya produk kecantikan dan personal care. Henky menyitir data Google dari November-Desember tahun 2015. Setelah itu, mereka mencari gadget dan aksesoris, pakaian serta barang untuk bayi, saat berbelanja online. Kecenderungan tersebut terjadi di Indonesia saat Ramadhan hingga Idul Fitri dan Desember hingga menjelang tahun baru. Di luar bulan itu, belanja online di Indonesia dalam posisi rendah. Data yang dilansir Google, tampaknya tak jauh berbeda dengan hasil survei yang dilakukan GO Indonesia. Adalah Dewan Pengurus Korpri Nasional (DPKN) yang menggandeng PT Global Oase Indonesia (GO Indonesia), untuk memboyong Korps batik biru itu ke era digital, ekonomi kreatif, dan era teknologi informasi dengan membangun platform digital toko online Korpri untuk memutar roda organisasi. Menurut Ketua Umum DPKN Zudan Arif Fakrulloh, hal ini menandai era digitalisasi komunikasi dan layanan kepada anggota Korpri mencakup tiga fokus, yakni media center, digital asset dan toko online. Sebagai langkah awal untuk membiasakan anggota Korpri pada platform e-commerce, GO Indonesia menggelar survei perilaku anggota Korpri terhadap literasi smartphone dan toko online. Survei melibatkan 1.600 responden dari seluruh Indonesia, dengan penarikan sample menggunakan metode multi-stage random sampling. Margine error lebih kurang 2,45 persen dan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen. Dari jumlah itu, sebesar 79,56 persen adalah pegawai negeri pemerintah daerah. Sebesar 43,69 persen di antaranya adalah pegawai pemerintah kabupaten/kota. Hasil survei menunjukkan, setidaknya 72,94 persen responden pegawai negeri anggota Korpri sudah menggunakan smartphone. Angka itu menunjukkan pegawai negeri tidak bisa mengelak dari serbuan teknologi informasi yang masif saat ini. Mereka juga bukan individu yang menggunakan perangkat tersebut semata-mata hanya memenuhi gaya hidupnya. Jika disimak dari latar belakang pendidikan pegawai negeri sekarang, menurut survei itu, sebagian besar atau 91,44 persen menamatkan pendidikan sarjana dari Strata-1 hingga Strata-3. Hal tersebut menunjukkan mereka mudah memahami penggunaan dan mengakses kebutuhannya melalui perangkat smartphone. Buktinya adalah jenis materi yang mereka cari. Survei itu mengungkapkan sebanyak 66 persen responden menggunakannya untuk membuka surat elektronik, dan mengakses berita online. Dua kegiatan tersebut menunjukkan pegawai negeri atau aparatur sipil negara lebih banyak menggunakan smartphone untuk kegiatan yang relatif serius. Mereka yang menggunakannya untuk aktivitas bersenang-senang seperti mengakses facebook ternyata jumlahnya sangat sedikit. Berdasarkan survei Go Indonesia, besarannya hanya tujuh persen dari responden. Bahkan sebesar 20 persen responden, menjadikan perangkat teknologi informasinya itu sebagai sumber pengetahuan. Kelompok responden itu, memanfaatkan hal tersebut untuk mengakses Google. Google dikenal masyarakat sebagai gudang informasi. Kita akan sangat mudah berselancar melalui mesin pencari Google untuk mendapatkan informasi yang diinginkan. (rls)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: