Lampaui Target, Bulog Indramayu Pasok Beras Luar Pulau

Lampaui Target, Bulog Indramayu Pasok Beras Luar Pulau

INDRAMAYU – Keberhasilan panen di Kabupaten Indramayu selama tahun 2016 lalu, berimbas positif terhadap serapan beras di Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divre Indramayu. Selain mampu melampaui target penyerapan beras, Bulog Sub Divre Indramayu mampu memasok beras ke luar daerah. Bukan hanya di Jawa Barat, namun hingga ke Kalimantan dan Sumatera. “Awal tahun ini, sekitar Januari-Februari kita bahkan sudah mendapat perintah untuk memasok beras ke Kalimantan dan Sumatera sebanyak 35.000 ton,” ujar Kepala Bulog Sub Divre Indramayu, Asep Burhanudin, Kamis (19/1), di ruang kerjanya. Asep menjelaskan, untuk tahun 2016 lalu target pengadaan beras Bulog Indramayu berhasil terlampaui. Dari target penyerapan sebanyak 95.000 ton realisasinya mencapai 96.000 ton atau 106 persen. Menurutnya, hal tersebut disebabkan panen di Kabupaten Indramayu selama 2016 cukup berhasil, dan tidak ada kendala yang berarti seperti banjir atau serangan hama yang parah. Disamping itu, lanjutnya, juga dipengaruhi oleh program Upaya Khusus (Upsus) yang merupakan kerja sama antara Dinas Pertanian dengan TNI. Melalui kerja sama inilah, ada program percepatan tanam, tanam serempak, dan lain-lain yang cukup signifikan dalam meningkatkan hasil produksi. Menyinggung tentang target pengadaan beras pada tahun 2017 ini, Asep mengatakan targetnya mengalami peningkatan menjadi sebanyak 99.000 ton. Ia mengaku optimis bisa mencapai target tersebut, asalkan tidak ada kejadian luar biasa seperti bencana banjir atau yang lainnya. “Saya optimis mampu mencapai target tersebut, karena untuk saat ini saja daerah di Indramayu masih cukup air,” ujarnya. Di tempat terpisah, Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang mengakui pencapaian target penyerapan oleh Bulog Indramayu tak lepas dari meningkatnya produksi padi milik petani. Dia menyebutkan, produksi panen gadu I di Kabupaten Indramayu rata-rata mencapai 6,7 ton per hektare. Sedangkan luas tanam gadu I sekitar 105 ribu hektare. Luas itu masih bertambah dengan adanya petani yang melakukan tanam gadu II.  Menurutnya, ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya produksi padi petani pada musim gadu ini. Di antaranya fenomena La Nina di musim kemarau yang membuat ketersediaan air di lahan pertanian jadi tercukupi. Padahal, biasanya musim tanam gadu selalu terkendala kurangnya pasokan air. Selain itu, tambah Sutatang, serangan hama selama musim tanam hingga panen gadu juga relatif tidak banyak. Sehingga tanaman padi terselamatkan dari serangan hama dan bisa berproduksi maksimal.(oet)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: