Leuweunghapit Ikut Merana, 2 Hari Terendam Banjir Kiriman

Leuweunghapit Ikut Merana, 2 Hari Terendam Banjir Kiriman

  Siaga bencana alam harus ditingkatkan. Belakangan curuh hujan masih sangat tinggi. Kabupaten Kuningan dan Majalengka yang berada di daerah pegunungan harus ekstra waspada. HINGGA kemarin, Pemerintah Desa Leuweunghapit, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, menyatakan siaga satu memasuki puncak musim hujan ini. Hal itu menyusul kembali terjadinya peristiwa banjir yang terparah di awal tahun 2017. Banjir bahkan merendam Leuweunghapit selama dua hari sejak Sabtu (21/1) dan terparah Minggu (22/1). Informasi yang dihimpun Radar Majalengka di lokasi, banjir merendam 22 unit rumah di blok Mingu dan Senin RT 08 RW 02. Pjs Kepala Desa Leuweunghapit, Wawan Ridwan mengungkapkan banjir akibat luapan sungai Cikamangi I dan kiriman dari hulu sungai Cikamangi II.  “Wilayah Cikamangi memang dikelilingi dua sungai. Banjir yang merendam 22 unit rumah tepatnya di blok Senin dan Minggu ini (kemarin, red) akibat meluapnya air karena tak ada tanggul Cikamangi I. Sedangkan banjir kiriman dari sungai Cikamangi II memutus lalu lintas dan merendam ratusan hektare sawah,” tuturnya kepada Radar kemarin. Dua unit rumah mengalami kerusakan cukup parah, tepatnya di blok Senin karena ketinggiaan air hingga betis orang dewasa ini masuk ke dalam rumah. Sisanya 20 unit rumah lainnya hanya terendam pada bagian teras. Selain pemukiman dan persawahan, perkebunan hingga TPU di wilayah tersebut juga terendam banjir kiriman. Banjir kemarin dinilai terparah sejak peristiwa akhir tahun lalu. Akhir tahun lalu hanya merendam pemukiman warga serta areal pertanian hingga 10 jam. Kali ini sungai Cikamangi I merendam pemukiman hingga 12 jam. Pasalnya, air kiriman dari hulu sungai mulai masuk ke rumah-rumah warga Minggu (22/1) sekitar pukul 01.00 dini hari dan baru surut 12 jam kemudian. Sedangkan luapan sungai Cikamangi II hanya merendam jalan dan areal pertanian bengkok dan masyarakat selama 10 jam. “Kalau di jalan pukul 10.00 itu sudah mulai surut dan jalan menuju Desa Bantarwaru dan Kecamatan Ligung sudah bisa dilalui. Sedangkan di blok Senin dan Minggu baru surut pukul 12.00,” papar Wawan Ridwan. Camat Ligung Drs Yoyo bersama unsur muspika Ligung saat survei ke lokasi mengatakan banjir disebabkan hujan deras di hulu sungai yakni wilayah Rajagaluh dan daerah aliran sungai meliputi Palasah dan Sumberjaya. Sehingga volume air meningkat drastis. Pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke BPBD Majalengka, khususnya meminta bantuan ratusan karung untuk penanggulangan sementara. Muspika juga berupaya mengajukan permohonan perbaikan senderan tanggul sungai Cikamangi I tepatnya di sebelah utara. “Normalisasi sungai Cikamangi belum sampai ke sebelah utara. Sehingga ketika air kiriman datang maka sudah dipastikan meluap hingga ke pemukiman masyarakat,” paparnya. Hal senada disampaikan Danramil 1713 Ligung, Kapten CBA H Suhardi. Pihaknya menetapkan waspada terkait banjir di Desa Leuweunghapit. Setiap malam memasuki puncak musim hujan, perangkat desa, masyarakat, dan Bhabinsa bersama Babinkamtibmas siaga mengawasi Blok Cikamangi. “Hal ini sebagai salah satu antisipasi bila sewaktu-waktu air kiriman dari hulu sungai kembali meluap. Sehingga Muspika Ligung menetapkan siaga satu di desa Leuweunghapit,” tambahnya. (ono)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: