Diterjang Banjir, Rumah Warisan Kini Menggantung di Atas Tebing

Diterjang Banjir, Rumah Warisan Kini Menggantung di Atas Tebing

CIREBON - Hujan deras membuat banjir di muara sungai. Bukan hanya hanya warga yang berada di muara yang waswas, mereka yang berada di daerah hulu sungai pun waswas terhadap longsor. Seperti empat rumah yang menggantung di atas tebing di Desa Karangmangu, Kecamatan Susukanlebak Kabupaten Cirebon. Juha, salahsatu warga Desa Karangmangu yang rumahnya lima langkah dari sungai, terus menerus mengucapkan istigfar tatkala arus Sungai Cimanis memuncak tepat di belakang rumahnya.Gemuruh aliran sungai amat mencekam. Dia terus berdoa meminta keselamatan. \"Astagfiraullalh semoga gak kejadian seperti kemarin-kemarin,\" ucap perempuan 60 tahun yang memakai kerudung itu menirukan ucapannya kala banjir menerjang, Rabu sore (15/2). Saking derasnya arus Sungai Cimanis bisa mendorong batu-batu sungai yang berukuran besar sekalipun. Dan benar saja, malam hari sekira bakda isya, longsor pun terjadi.  Senderan yang berada di tebing sungai tak kuat menahan laju arus sungai yang sudah setinggi tujuh meter itu. Buru-buru dia keluar untuk mengungsi. “Pasti waswas kalau alirannya deras. Gede banget gelombang-gelombang. Air jatuh kaya tsunami, kedengaran gemuruh kenceng banget,\" ungkap Juha, kemarin.Ada empat rumah yang hancur terbawa longsor dan hanyut oleh aliran sungai. Kondisinya cukup parah, bahkan dua rumah di antaranya sudah ditinggalkan pemiliknya. Rumah warga yang berada di bantaran sungai itu memang cukup dekat. Ini bukan kali pertama longsor besar terjadi. “Sudah dua kali, tapi kali ini yang terparah,\" timpal Eni, pemilik rumah lainnya yang dapurnya hanyut terbawa arus. Satu rumah yang kondisinya lebih memprihatinkan. Rumah tersebut lantainya longsor, namun atapnya masih tetap menggantung. Rumah itu milik Jasmi dan Nurihya. Saat kejadian, Jasmi sudah mengungsi ke rumah anaknya di Desa Karanganyar. Namun, suaminya Nurihya masih di rumah. Suaminya yang menyaksikan detik-detik rumahnya dibawa arus sungai. Dari empat rumah yang tersapu arus, rumah milik Jasmi yang terparah. Saat kejadian, kata dia, sudah mau waktu magrib. Sekarang rumah itu tidak dihuni lagi, mengungsi semua karena ketakutan longsor merembet. \"Ya kalau begini sudah parah. Ini mah gak mungkin jadi rumah lagi,\" tukas jasmi yang sudah puluhan tahun tinggal di rumah itu. Dia pun bingung, meski sementara bisa hidup mengungsi di rumah anaknya. Dia mengaku sudah tidak punya rumah dan tanah lagi. Sementara anak-anak sudah berkeluarga. Tinggal di dekat aliran sungai, memang bukan pilihan warga. Rumah itu sudah dihuni dan diwariskan dari para orang tua.  \"Kita mah cuma tanah segini. Ya pengennya jangan di sini. Karena orang gak punya, bagaimana nasib aja deh,\" sebut Juha menimpali percakapan.(jml)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: