Batal ke Lokasi Longsor, Bahas Jalan Sambil Santap Jamblang

Batal ke Lokasi Longsor, Bahas Jalan Sambil Santap Jamblang

CIREBON- Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Arie Setiadi Moerwanto, membahas ruas jalan nasional Kuningan-Majalengka-Ciamis di Desa Kawahmanuk, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, yang putus Jumat (17/2). Sebagai bentuk komitmen untuk segera menuntaskan perbaikan kembali jalan nasional tersebut, dirjen yang baru selesai melakukan pemantauan ruas jalan pantura itu menerima kedatangan Bupati H Acep Purnama yang didampingi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perencanaan Ruang (PUPR) Kabupaten Kuningan, Ir H Jajat Sudrajat MSi. Pertemuan membahas perbaikan jalan itu dilakukan di salah satu rumah makan khusus nasi Jamblang di Kota Cirebon, Sabtu (18/2). Semula Dirjen Bina Marga berencana memantau langsung kondisi jalan nasional yang longsor tersebut. Namun karena malam harinya ada rapat penting, akhirnya jadwal kunjungan ke Kabupaten Kuningan dibatalkan.  Sebagai gantinya, Arie yang didampingi Kepala Balai Besar Jalan Nasional Wilayah VI Jakarta, Bambang Hartadi menerima kedatangan bupati di rumah makan Jamblang. Dalam pertemuan tersebut, Dirjen Bina Marga berjanji akan membantu berbagai program pembangunan infrastruktur jalan di Kabupaten Kuningan, termasuk jalan nasional yang amblas. Menurut Arie, perbaikan jalan nasional di Darma memerlukan waktu karena harus menunggu hasil survei yang dilakukan Bina Marga. Jika hasil survei sudah diterima, baru kemudian direncanakan perbaikannya akan seperti apa. Arie juga meminta maaf kepada bupati karena tidak bisa datang ke Kuningan, disebabkan ada kegiatan penting malam harinya. Hanya saja dia berjanji akan datang secara khusus ke Kabupaten Kuningan. “Perbaikan jalan nasional itu tanggung jawab pemerintah pusat. Jika hasil dari tim survei sudah diterima, maka desain perbaikan jalan yang terputus itu sudah bisa dipegang dan bisa segera dilaksanakan,” katanya. Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perencanaan Ruang (PUPR) Kabupaten Kuningan Ir H Jajat Sudrajat MSi juga tak memungkiri jika awalnya Bina Marga berencana membangun jembatan darurat atau bailey. Tapi setelah dilakukan pengecekan terhadap kontur tanah, jembatan bailey itu sangat riskan. Ditambah lagi lokasinya berada di tikungan sehingga membahayakan pelintas.  “Melihat kondisi tanah di sekitar lokasi kejadian yang labil, jembatan bailey tidak cocok,\" katanya. (ags/muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: