Gawat! Cirebon Endemis Flu Burung, 2 Orang Dirawat

Gawat! Cirebon Endemis Flu Burung, 2 Orang Dirawat

CIREBON- Kasus flu burung kembali menjadi buah bibir. Di Kabupaten Cirebon dalam 2 bulan terakhir ditemukan dua titik kasus suspect (terindikasi) flu burung. Pertama di Desa/Kecamatan Pangenan, yang kedua di Desa Gumulung Lebak, Kecamatan Greged. Satu warga Pangenan berinsial AG (18), saat ini masih mendapatkan perawatan di rumah sakit. Begitu pula dengan AS (60), warga Desa Gumulung Lebak, masih menjalani perawatan di rumah sakit. Ayah dari AG, JM (60), meninggal, tapi belum bisa dipastikan karena flu burung. Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cirebon Dwi Sudarni mengatakan dua orang pasien yang saat ini dirawat di RSUG Gunung Jati masih dalam kategori suspect flu burung. Sementara yang meninggal berinisial JM (ayah AG) belum diketahui apakah karena flu burung atau bukan. Lantaran sebelum meninggal tak ada hasil pemeriksaan. Menurutnya, ada tiga kategori penderita flu burung. Pertama suspect, probable, dan confirm. \"Nah untuk dua orang pasien yang sudah ada di rumah sakit itu sudah bisa dikatakan suspect. Artinya dengan melihat gejala yang ada sudah terindikasi,\" ucapnya, kemarin. Dikatakan dia, untuk kasus JM, kondisi pasien terakhir masih belum ada hasil diagnosa apapun. Lantaran belum diperiksa. Dari sampel darah untuk diperiksa tes VCR, tak dilakukan pemeriksaan H5N1 virus yang menularkan flu burung. Sementara Kabid Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon Encus Suswaningsih menyebutkan bahwa Kabupaten Cirebon termasuk daerah endemis flu burung. Menanggapi kasus itu pihaknya melakukan uji revites di dua desa tersebut. Hasilnya, adalah di Desa Pangenan peternakan yang berada 300 meter dari korban, terdapat itik yang positif terinfeksi flu burung. \"Kita lakukan revites tiga sampel unggas yang diuji hasilnya semuanya negatif. Tapi kemudian tes VCR, karena sensitiftasnya lebih tinggi. Kemarin sudah ada hasilnya, unggas yang berada di rumah korban itu negatif. Tetapi itik yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah korban setelah direvites dan VCR dari dua sampel unggas hasilnya positif,\" bebernya. Pihaknya juga melakukan uji revites unggas milik AS di Desa Gumulung. Hasil revites menyatakan negatif semua. Akan tetapi untuk memastikan pihaknya mengirimkan sampel untuk tes VCR. \"Hari ini kita kirimkan ke Bandung, untuk melihat hasil VCR seperti apa, karena kalau revites itu kan hanya bisa mendeteksi kandungan virus satu kali pangkat dua, sementara VCR bisa 10 pangkat dua,\" jelasnya. Dikatakan Encus, dalam menangani kasus flu burung, pihaknya selalu berkoordinasi dengan dinas kesehatan. Dalam kasus flu burung, lanjutnya, semua unggas bisa berpotensi terkena flu burung. (jml/dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: