Sambut Hari Raya Nyepi, Umat Hindu Upacara Melasti di Pantai Cirebon

Sambut Hari Raya Nyepi, Umat Hindu Upacara Melasti di Pantai Cirebon

CIREBON - Umat Hindu di wilayah 3 Cirebon mengadakan upacara Melasti di pantai Pelabuhan Cirebon, Minggu (26/3). Ritual itu dalam rangka menyambut Hari Raya Nyepi yang jatuh 28 Maret 2017. Melasti mengandung makna menghanyutkan segala kotoran alam. Termasuk kotoran di dalam diri pribadi masing-masing yang dihanyutkan dengan air kehidupan. Umat Hindu mempercayai air kehidupan di antaranya adalah air laut, air danau dan mata air. Karena itu umat Hindu di wilayah 3 Cirebon mengadakan upacara Melasti di tepi laut. \"Di Ciayumajakuning ini kami memilih Melastinya di pantai. Dalam hal ini kita memilih tempat Pos 1 Pelabuhan Cirebon,\" ujar Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PDHI) Cirebon, Nengah Wiguna. Nengah menjelaskan, Melasti merupakan upaya cara pencucian alam semesta secara Niskala untuk menghilangkan penderitaan masyarakat. Menghilangkan penderitaan batin dan mengharmoniskan vibrasi energi negatif alam semesta. Secara simbolis, upacara Melasti menghanyutkan kotoran alam dengan melakukan pembersihan peralatan persembahyangan pratima, pralingga dengan membawa atau mengarah ke tempat pelaksanaan Melasti. \"Di Upacara ini yang penuh welas asih, kita doakan para makhluk di bawah agar bisa terlepas dari alam bhur. Dan dapat naik tingkat, terlahir menjadi makhluk yang lebih baik atau paling tidak agar hubungan antara alam bawah dan alam tengah kembali harmonis dengan tidak saling mengganggu satu sama lainnya,\" tutur Nengah. Setelah melakukan penyucian diri dan alam semesta, saatnya memasuki tahun baru. Pada pergantian tahun, tidak dirayakan tetapi masing-masing Umat Hindu melakukan evaluasi diri dengan mulai perjalanan batin. Sehingga secara jujur, hal baik yang mewarnai kehidupan di tahun yang lewat dipertahankan dan ditingkatkan. Sedangkan yang buruk untuk ditinggalkan. Menurut Nengah, ada empat larangan yang harus dipatuhi umat Hindu. Larangan itu disebut Catur Brata Penyepian. Yaitu tidak bekerja, tidak menyalakan api, tidak bepergian dan tidak menikmati hiburan. Setelah itu barulah tampak geni yang mengandung pengertian menyambut atau memperbolehkan kembali menyalakan api dalam kehidupan setelah Hari Raya Nyepi. Selanjutnya menjalani kehidupan seperti biasa dengan usaha dan harapan yang lebih baik dari evaluasi diri yang telah dilakukan pada saat nyepi. (cecep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: