Kendala di Pelajaran Matematika, Siswa Tunanetra Hafiz  Quran Ini Optimis Lulus UNBK

Kendala di Pelajaran Matematika, Siswa Tunanetra Hafiz  Quran Ini Optimis Lulus UNBK

  KUNINGAN - Dua siswa SMA Pertiwi Cilimus penyandang tuna netra Agung Prasetyo dan Solehudin  memprediksi, akan mengalami kesulitan pada saat mengerjakan soal mata pelajaran Matematika pada Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari kedua ini. Agung dan Soleh mengaku kesulitan mengerjakan soal yang mengandung rumus, gambar bangun ruang dan grafik yang pengerjaannya memerlukan penggambaran dan orat-oret penghitungan yang akurat. Sekalipun ada pengawas khusus yang juga sebagai pembimbing untuk membacakan soal, namun untuk soal matematika, keduanya tak bisa membayangkan bagaimana pengerjaannya nanti. \"Hari pertama saya mengerjakan soal bahasa Indonesia tidak ada masalah. Yang kami khawatirkan untuk  mata pelajaran matematika besok (hari ini) diprediksi bakal sulit karena banyak rumus dan hitungan serta gambar-gambar ruang dan grafik, saya sulit membayangkan bentuknya apalagi mengerjakan,\" kata Agung diamini Solehudin yang ditemui usai sesi pertama UNBK, Senin (10/4). Namun demikian, Agung maupun Soleh mengaku, tak gentar menghadapi semua mata pelajaran yang akan dihadapi pada UNBK kali ini dan opitimis bisa lulus. Pasalnya berbagai persiapan telah dilakukan kedua siswa berkubutuhan khusus tersebut seperti belajar bersama teman-temannya yang normal dan mengikuti kegiatan pengayaan yang diadakan sekolah jauh hari sebelum pelaksanaan UNBK. \"Untuk pelajaran bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan sosiologi adalah pelajaran hafalan, jadi tidak ada masalah. Sedangkan untuk matematika, kami coba dulu nanti,\" ujar Solehudin yang pernah menjadi juara tiga Hafiz tingkat Asia Pasifik ini. Sementara itu guru pengawas dari SLBN Tunas Mandiri Ferly Mulyawan mengaku, tidak ada kendala saat melakukan pengawasan terhadap dua siswa tuna netra Agung dan Solehudin. Tugas Ferly hanya membacakan sekaligus mengisikan jawaban sesuai yang disebutkan oleh keduanya dan berupaya memberi gambaran dan pemahaman tentang soal yang diajukan sehingga mereka bisa menjawabnya. Kepala SMA Pertiwi Cilimus Didi Jumadi mengatakan, Agung dan Solehudin adalah siswa berkebutuhan khusus di sekolahnya yang menjalani UNBK layaknya siswa normal pada umumnya. Yang membedakan, keduanya mengerjakan soal di ruangan terpisah dengan mendapat pengawasan sekaligus pembimbing khusus dari SLBN Taruna Mandiri yang bertugas membacakan sekaligus mengisikan jawabannya pada komputer. “Jumlah siswa yang mengikuti UNBK di SMA Pertiwi sebanyak 39 siswa yang karena keterbatasan perangkat komputer maka pelaksanaan ujian dilakukan dua sesi. Pengawasnya cukup satu orang saja,\" ujar Didi. Didi mengatakan, SMA Pertiwi Cilimus adalah salah satu sekolah inklusif di Kabupaten Kuningan yang hampir setiap tahun mendapat siswa berkebutuhan khusus penyandang tuna netra. (taufik)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: