Longsor Meluas, 5 Rumah Warga Gumulung Tonggoh Dikosongkan

Longsor Meluas, 5 Rumah Warga Gumulung Tonggoh Dikosongkan

CIREBON - Kondisi lokasi longsor di Blok Pahing, Dusun Rambut Kasih, Desa Gumulung Tonggoh, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, semakin mengkhawatirkan. Setiap hari longsor susulan terjadi. Warga sekitar waswas. Hingga kemarin lima rumah dikosongkan. Yakni rumah keluarga Rusja (65) yang dihuni 9 jiwa, rumah keluarga Tardi (40) yang dihuni 5 jiwa, rumah Dasmin (65) dihuni 8 jiwa, rumah Iding (35) dihuni 5 jiwa, dan rumah keluarga Aan Sugandi (26) yang dihuni 5 jiwa. Saat ini, sejumlah warga yang terdampak mengungsi di rumah kerabat. Kondisi tersebut diperparah dengan banyaknya retakan-retakan di sekitar titik longsor. Saat siang hari mayoritas warga berada di sekitar lokasi rumah mereka yang letaknya hanya 8 sampai 10 meter dengan lokasi longsor. Sementara saat malam, warga menyebar di rumah kerabat yang lebih aman. Para pengungsi beralasan, lokasi posko siaga atau tenda pengungsian posisinya terlalu jauh dengan lokasi dapur umum. Terlebih tidak ada fasilitas penunjang untuk bisa beraktivitas di sekitar tenda pengungsian. “Kalau mau buang air atau lain-lain masih harus ke rumah. Di sana tidak ada WC, lokasinya juga terlalu jauh. Memang lokasinya aman, tapi kan kegiatan masih dilakukan di sini (lokasi longsor, red). Saya juga masak buat yang kerja bakti, anak-anak juga kasihan, bolak-baliknya jauh,” ujar Castini (50) salah satu pengungsi yang ditemui Radar Cirebon. Terpisah, Dasmin (65), salah satu pengungsi yang sudah sekitar seminggu lebih meninggalkan rumahnya mengaku keluarganya sudah tidak berani tinggal di rumah. Terlebih jika hujan turun deras. “Retakannya semakin banyak, sudah kita tutup, di tempat lain mulai retak lagi. Rumah juga sama, ada retak-retak. Kalau malam apalagi hujan ya otomatis tidak di rumah, ngungsi ke rumah kerabat,” ungkapnya. Sementara Kuwu Desa Gumulung Tonggoh, Agus Saefudin mengatakan, pemerintah desa sudah menyediakan lahan untuk relokasi delapan rumah warga. Bersama BPBD juga sudah menyiapkan posko siaga yang bisa digunakan untuk tempat mengungsi sementara sampai kondisi normal kembali. Menurut Agus, rencana BBWS menurunkan alat berat untuk normalisasi Sungai Cikanci yang tertutup material longsoran urung dilakukan. Karena medan terlampau berat. “Pihak BBWS kesulitan untuk mencapai lokasi. Kemungkinan normalisasi akan menggunakan alat manual dan dibantu warga,” paparnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: