Audiensi Panas, Nasabah Merasa Ditipu Global Insani soal Pemberangkatan Haji

Audiensi Panas, Nasabah Merasa Ditipu Global Insani soal Pemberangkatan Haji

  CIREBON – Pertemuan  ratusan nasabah dan direksi Global Insani (GI) di Apita Hotel, Rabu (12/4), berlangsung panas. Meskipun audiensi berakhir megeluarkan beberapa keputusan namun para nasabah masih merasa belum puas. Para nasabah merasa ditipu dengan pihak Global Insani terkait pemberangkatan haji. Mereka merasa sudah melunasi pembayaran  dan sudah melengkapi administrasi. Bahkan, sudah mendapatkan kursi pemberangkatan. Akan tetapi, mereka kaget dengan adanya penagihan dari salahsatu bank yang bekerjasama dengan Global Insani karena dalam penagihan tersebut,  bank menyatakan bahwa nasabah belum bayar uang sepeserpun untuk pemberangkatan haji mereka. “Kami terkejut ketika pihak bank yang bekerjasama dengan Global Insani meminta kami melakukan pembayaran haji karena dianggap kami belum bayar padahal sudah bayar rata-rata di atas Rp30 Juta. Jelas kami merasa ditipu dan saat ini kami ingin uang kembali,” kata salahsatu nasabah Saiku. Kekecewaan juga diungkapkan Ratna, warga Desa Danawinangun, Kecamatan Klangenan, Kabupaten Cirebon yang menjadi nasabah PT Global Insani.  Ratana yang sudah 22 tahun jualan nasi jambalang di Jalan Tuparev itu mengaku, ingin sekali naik haji. Sehingga, saat  mendapatkan rezeki di tahun 2011 silam, dirinya mencoba mendaftarkan haji melalui Global Insani. Ratna mengaku, sudah membayar uang pertama senilai Rp25 juta, sedangkan pembayaran Rp900.000 dicicil selama 3 tahun. Setelah memenuhi pembayaran dan juga administrasinya, Ratna menunggu keberangkatan haji yang dijanjikan Global Insani pada tahun 2020. Namun, alangkah kagetnya Ratna, setelah beberapa saat lalu mendapatkan kabar dari perbankan yang bekerjasama dengan Global Insani yang menagih uang pembayaran haji. Sehingga, Ratna kecewa dan merasa ditipu. Padahal dirinya sudah  bayar lunas namun pihak perbankan masih menagih, bahkan jatuh tempo pada bulan Mei 2017 nanti. Bilamana tidak dibayarkan, kata Ratna, akan diundur lagi keberangkatan hajinya. \"Jatuh tempo saya nanti bulan Mei. Bulan Mei anak saya yang satunya kuliah baru masuk dan juga satu lagi mau nikah di bulan Mei, sehingga membutuhkan uang yang sangat besar. Jatuh tempo bulan Mei, darimana uangnya, saya hanya penjual nasi jamblang keliling,” kata Ratna yang tidak bisa membendung air matanya dalam pertemuan itu. Kuasa Hukum Nasabah, Ibnu Syeikhu menilai, tindakan direksi seakan cuci tangan dan tidak bisa menyelesaikan masalah. Ibnu juga menilai direksi BMT Global Insani membuat grand design agar tidak memenuhi kewajiban kepada nasabah dengan mengatakan perusahaan pailit. Selain itu, sangat terlihat sekali dari awal Global Insani menipu para nasabahnya karena di bank tidak tercatat sepeserpun pembayaran haji para nasabahnya. “Sekarang jangan muter-muter, ada aset berapa yang bergerak dan tidak bergerak serta yang cash. Kami hanya ingin uang nasabah kembali itu saja,\" katanya. Sementara itu, Komisaris PT Surabradja Mandiri yang menaungi BMT Global Insani, Abdul Qodir menolak dikatakan cuci tangan atau  meniupu nasabah. Selama ini, kata Abdul Qodir, perusahan sudah melakukan upaya dengan menjual aset-aset dari perusahaan untuk melunasi uang para nasabah. \"Kami nanti lelang aset, kami akan catat semua kreditur dan nanti akan dikembalikan dengan batas waktu yang tidak ditentukan,” katanya. (cecep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: