9 Warganya Tewas Tenggelam,  Kades Berharap Tak Ada Proses Hukum

9 Warganya Tewas Tenggelam,  Kades Berharap Tak Ada Proses Hukum

MAJALENGKA- Tragedi memilukan terjadi di rawa Anggarahan di perbatasan Desa Pilangsari dan Jatitengah Kecamatan Jatitujuh, Majalengka. Akibat perahu terbalik, 9 buruh tani tewas tenggelam. Peristiwa ini terjadi Kamis  lalu (13/4). Sebanyak 9 korban tewas adalah warga Sumber Kulon, Kecamatan Jatitujuh, dan satu asal  Desa Jatiraga, Kecamatan Jatitujuh. (Baca: Perahu Padat Penumpang Diduga Bocor, 9 Petani Tewas) Kepala Desa Sumber Kulon, Rasum, mengatakan peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi warganya untuk lebih berhati-hati saat beraktivitas cocok tanam. Apalagi melewati rawa tersebut. “Semua keluarga korban menerima musibah ini dengan hati yang ikhlas. Meski berat, namun semua keluarga korban menerima musibah ini. Semuanya juga sepakat tidak akan menempuh jalur hukum. Karena kejadian ini murni kecelakaan dan tak ada unsur kesengajaan,” jelas Rasum. (Baca: Dari Pemeriksaan Saksi, Ini Kronologi 9 Petani Tewas Tenggelam) Rasum berharap pihak kepolisian memberikan kebijakan kepada nakhoda perahu. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan kepala desa Jatiraga beserta unsur muspika terkait musibah tersebut. “Sekali lagi semua menerima ini sebagai musibah,” tandasnya. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 06.00 itu bermula saat para korban akan menggarap lahan milik Takim, warga Desa Sumber Kulon.  Takim sendiri ikut menjadi korban dalam musibah tersebut. Pagi itu, Takim dan para buruh menggunakan perahu mesin menuju areal pertanian yang dituju. (Baca: 9 Jenazah Petani Sudah Dikubur, Kades: Rawa Jalan Satu-satunya ke Sawah) Puluhan buruh tani Desa Sumber Kulon dan Jatiraga Kecamatan Jatitujuh menyewa perahu saat menyeberang ke rawa atau situ Anggarahan. Pada pemberangkatan pertama, 13 warga Sumber Kulon dan Jatiraga menaiki perahu tersebut dan berhasil menyeberangi rawa Anggarahan. Namun karena baru ada satu perahu, puluhan buruh tani lainnya menunggu di tempat penyeberangan. Perahu bocor dan air dari rawa sebagian masuk ke perahu akibat melebihi muatan. Nakhoda perahu yakni Suhendi warga Desa Jatiraga Kecamatan Jatitujuh, sudah memberi peringatan kepada rombongan kedua yang akan menaiki perahu itu. Akibat memaksa karena melihat waktu sudah siang, sehingga perahu tersebut terpaksa mengangkut 22 orang warga. Nahas, di tengah rawa yang kedalamannya lebih dari 3 meter tersebut perahu tidak kuat menahan beban penumpang hingga akhirnya tenggelam. Sebanyak 9 penumpang tewas tenggelam karena tidak mampu menyelamatkan diri, sementara 13 di antaranya berhasil ditolong, termasuk nakhoda. 13 orang tersebut diselamatkan masyarakat setempat menggunakan perahu. Terpisah, Kapolres Majalengka AKBP Mada Roostanto SE MH mengatakan pihaknya terus mendalami tragedi tersebut. Pihak kepolisian memeriksa sejumlah saksi berikut nakhoda perahu yakni Suhendi. “Semua saksi dalam peristiwa ini sudah kami periksa termasuk nakhoda perahu. Kami prihatin atas peristiwa yang menelan 9 orang masyarakat Jatitujuh ini,” terang kapolres. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: