Achintya Holte Nielsen, Belum Sepekan Gunakan Mahkota Sudah Tuai Kontroversi

Achintya Holte Nielsen, Belum Sepekan Gunakan Mahkota Sudah Tuai Kontroversi

Proses pemilihan Miss Indonesia 2017 berakhir mewah. Tak hanya dikemas dengan aksi para bintang. Kehadiran Miss World 2016, Stephanie Del Valle di malam puncak pada Sabtu (22/4) malam menambah aura penobatan Achintya Holte Nielsen Perwakilan Provinsi Nusa Tenggara Barat NTB sebagai Miss Indonesia 2017. Sayangnya, belum sepekan menggunakan mahkota, kemenangan Achintya Holte Nielsen sebagai Miss Indonesia 2017 menuai kontroversi di daerah perwakilannya. Seperti yang dilansir dari Radar Lombok (Radar Cirebon Grup), Achintya Holte Nielsen tak dikenal di sana. Bahkan, pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sendiri tidak tahu-menahu soal prestasi yang membanggakan. “Kita juga baru tahu tadi pagi,” ujar kepala Biro Humas dan Protokol Setda Kepala Biro Humas dan Protokol Setda provinsi NTB, Yusron Hadi pada Minggu (23/4). Yusron Hadi mengatakan, siapa pun yang mewakili NTB di kancah nasional akan selalu meminta dukungan dan restu kepala daerah. Namun kali ini dirinya tak tau menahu. Pemerintah sendiri tak mengenal siapa sosok Achintya Holte Nilsen atau yang akrab disapa Tya itu. “Kita juga tahu dari media,” katanya. Tak hanya Yusron, Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Lombok Barat, Ninik Aplianti yang dikenal biasa mendampingi anak-anak muda NTB dalam ajang serupa tidak mengenal siapa Achintya. “Saya saja kaget, kemana saja anak ini? Kok baru sekarang ketahuan tiba-tiba muncul wakili NTB,” ujar Ninik. Menurut Ninik, sosok Achintya sangat unik dan layak terpilih sebagai Miss Indonesia 2017. Namun informasi yang diketahuinya, Achintya yang mengaku sebagai perwakilan NTB tersebut lahir di Bali. ”Waktu diumumkan nama-nama peserta minggu lalu, saya memang kaget ada perwakilan dari NTB. Tapi sampai sekarang tidak pernah saya ketemu,” ucapnya. Dalam aturan Miss Indonesia yang diketahuinya, masyarakat bisa mendaftarkan diri secara online. Itu artinya, seleksi tidak dilakukan dari tingkat bawah. Namun tentunya mewakili daerah asal. “Saya tidak tahu apakah dia punya keturunan orang NTB atau tidak, mungkin bisa jadi ada. Atau bisa saja karena kuota untuk perwakilan Bali sudah ada, makanya ambil kuota NTB yang masih kosong,” pikirnya. Sementara, anggota komisi V DPRD Provinsi NTB, Suryahartin mengaku sangat sedih karena perwakilan NTB bukanlah putra daerah. Padahal, sangat banyak perempuan-perempuan NTB yang pantas bersaing di kancah nasional. Suryahartin sendiri tidak terlalu mempersoalkan jika ada yang mencatut nama NTB. Asalkan semua itu membawa pengaruh positif bagi kemajuan NTB. “Silakan saja bawa nama NTB kalau itu positif, tapi memang sedihnya saya karena bukan asli orang NTB saja,” kata politisi partai Nasdem itu. Sementara itu Head of Marketing Communication Departement  RCTI, Wahyu Ramadhan mengakui Achintya Nielsen bukanlah orang NTB. Achintya juga tidak ada ikatan darah dengan Provinsi NTB. Dijelaskan Wahyu, Achintya merupakan perempuan asal Bali yang besar dan tumbuh di sana. Achintya tidak pernah mempelajari situasi, kondisi dan tradisi NTB secara langsung. ”Memang dia orang Bali kok. Cuma kita perintahkan mewakili NTB saja,” katanya. Sebagai orang yang terlibat langsung di Miss Indonesia mulai dari seleksi peserta hingga akhir, Wahyu mengaku masih ingat ketika membuka audisi di berbagai kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Jogja dan kota-kota lainnya. Waktu itu memang tidak ada satu pun perwakilan asal NTB yang memenuhi kriteria Miss Indonesia. ”Jadi kami yang tugaskan peserta untuk wakili daerah yang tidak ada wakilnya itu. Dan itu bukan kali pertama kami laku kan, Miss Indonesia itu sudah 13 tahun,” katanya. Terkait tidak adanya koordinasi atau izin kepada Pemprov NTB, Wahyu pun tidak mengelak jika keikutsertaan Achintya atas nama Perwakilan NTB tanpa koordinasi dengan daerah. ”Miss Indonesia dikelola oleh swasta, siapa pun boleh ikut dan kami tidak melibatkan pemerintah,” tegasnya. Wahyu menilai, tidak perlu ada izin dari Pemprov NTB. Mengingat, ajang Miss Indonesia bukanlah mencari miss provinsi. ”Tidak perlu kita izin, dulu kan pernah juga seperti ini perwakilan dari Aceh, Sulbar dan lain-lain yang perwakilannya dari daerah lain,” katanya. Menurut Wahyu, apabila masyarakat NTB ingin ada perwakilan asli orang NTB, seharusnya pemprov menyediakan perempuan-perempuan hebat untuk ikut Miss Indonesia. Namun selama ini, Pemprov NTB tidak pernah melakukan itu. “Seharusnya masyarakat NTB itu bangga karena nama NTB jadi terkenal dan akan mendunia,” tandas Wahyu. (ash)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: