Alamak, 447 Siswa SMP Belum Bisa Baca

Alamak, 447 Siswa SMP Belum Bisa Baca

CIREBON - Kondisi Pendidikan Kabupaten Cirebon sangat memprihatinkan. Hal itu berdasarkan data Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, sebanyak 447 siswa SMP belum bisa baca. Kepala Bidang Pendidikan SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, Ronianto menjelaskan, ada 447 siswa SMP yang dinyatakan belum bisa membaca. Kondisi itu, diakuinya, sangat memprihatinkan dan menjadi tamparan keras bagi Pendidikan Kabupaten Cirebon. \"Ada 447 siswa SMP yang belum bisa baca. Apalagi kita ketahui di SMP sudah tidak ada pelajaran calistung (baca tulis menghitung, red). Untuk itu, kami akan membuka klinik baca,\" ungkap Roni. Lantaran kondisi seperti itu, pihaknya tengah bergegas untuk membuat regulasi berupa program klinik baca. Regulasi ini tengah disusun sejumlah aturan baku yang berlandaskan hukum, instrumen membaca, tutor atau volunteer (relawan) dan lain-lain. \"Kita sedang rumuskan regulasinya, mudah-mudahan secepatnya di-launching,\" kata Roni. Klinik baca ini, lanjutnya, akan ada di tiap subrayon UPTD Pendidikan di tiap kecamatan se-Kabupaten Cirebon. \"Nanti akan ada volunteer, para pejuang pendidikan yang dengan ikhlas, sungguh-sungguh dan rela untuk mencerdaskan anak bangsa kita. Selain menyusun regulasi, kami juga tengah meminta kerja sama dan bantuan CSR Pendidikan dari berbagai perusahaan di Kabupaten Cirebon,\" terangnya. Klinik baca juga bekerja sama dengan perwakilan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia dari seluruh sekolah di Kabapaten Cirebon. Yang dimaksud dengan klinik baca ialah tempat berobat atau tempat untuk memperoleh nasihat medis, serta tempat pengobatan secara intensif, agar penyakit tidak bisa membaca segera sembuh. \"Klinik membaca merupakan tempat pengobatan atau perawatan siswa yang berkesulitan membaca,\" jelasnya. Dia menambahkan, pada hakikatnya membaca adalah kegiatan berbahasa berupa proses melisankan dan mengolah bahan bacaan secara aktif. Membaca juga merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang diajarkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. \"Membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan,\" pungkasnya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: