Warga Luragung Kukuh Tolak Galian Pasir

Warga Luragung Kukuh Tolak Galian Pasir

KUNINGAN- Sebagian warga Desa Luragung Landeuh, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan tetap menolak rencana pengusaha untuk membuka galian pasir di desa tersebut. Bahkan, ketika diadakan pertemuan yang difasilitasi pihak kecamatan belum lama ini, warga yang hadir kukuh pada pendiriannya yakni tidak ingin ada penambangan pasir di wilayahnya. Penolakan paling keras disuarakan oleh warga di Dusun Pahing dan Puhun yang lokasinya berada tidak jauh dari area yang akan dijadikan penambangan pasir oleh pengusaha. Warga beralasan, galian pasir hanya akan menimbulkan polusi dan kerusakan lingkungan. Pertemuan yang dilangsungkan di Aula Kantor Kecamatan Luragung itu merupakan kali pertama diselenggarakan sejak isu penolakan galian oleh warga mencuat di pertengahan bulan April lalu. Bahkan saat itu, puluhan warga Pahing dan warga dari dusun lainnya turun ke jalan dan membentangkan spanduk yang berisi penolakan adanya galian pasir. Tak hanya itu, beberapa spanduk penolakan juga dipasang di pinggir jalan dan juga pemukiman warga. Dalam pertemuan tersebut, warga bersikukuh dan tanpa kompromi menolak kehadiran penambangan yang dianggap akan merusak lingkungan. Tokoh pemuda Luragung Landeuh, Aji Ma’aruf menegaskan, warga sudah sepakat untuk tidak mengizinkan adanya galian pasir yang beroperasi di wilayahnya. Pernyataan itu juga disuarakan ketika dilangsungkan pertemuan dan dihadiri oleh camat, perwakilan pengusaha serta Elit Nurlita Sari dari LBH Elit yang menjadi tumpuan warga. “Pertemuan yang dilangsungkan hari Rabu lalu itu merupakan kali pertama dilakukan pasca demo penolakan beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, kami tetap menolak kehadiran galian pasir,” tegas Aji kepada Radar Kuningan, kemarin (13/5). Aji menuturkan, jumlah perwakilan warga yang datang ke pertemuan sekitar 50 orang dari beberapa dusun yang ada di Desa Luragung. Meski sudah melakukan pertemuan, namun hingga akhir tidak ada titik temu. Warga tetap dengan keputusannya menolak beroperasinya galian pasir, sementara pengusaha menginginkan agar diberi izin penambangan. “Sampai pertemuan selesai sama sekali tidak ada titik temu. Kami tetap pada keputusan menolak, sedangkan pihak pengusaha berharap ada izin. Kami kira tidak ada hasil apapun dari pertemuan yang digagas pihak kecamatan tersebut,” ujarnya. Sebenarnya dia memaklumi jika pengusaha ngotot membuka penambangan pasir di desanya lantaran sudah mengeluarkan modal yang cukup besar guna membeli lahan milik masyarakat. Namun anehnya, pihak Pemdes Luragung Landeuh sejak awal tidak pernah mengajak warga untuk dialog. Sehingga warga awalnya tidak tahu jika di desanya akan dibuka galian pasir. “Pihak pemdes tak pernah mengajak warga untuk dialog membahas masalah ini. Padahal mereka tahu jika ada pengusaha yang membeli lahan untuk penambangan pasir. Seharusnya pemdes membuka komunikasi dengan masyarakat sebelumnya,” katanya. Aji juga mengakui jika beberapa waktu lalu ada kunjungan dari Komisi I DPRD Kabupaten Kuningan. Saat bertemu warga, anggota dewan tersebut menyarankan agar diadakan pertemuan antara masyarakat, desa, pengusaha yang difasilitasi oleh kecamatan. Saran itulah yang akhirnya digunakan oleh camat Luragung untuk mempertemukan warga dengan pengusaha. “Pak camat yang akhirnya mengambil peran mengadakan pertemuan. Karena diundang, kami datang. begitu juga dari perwakilan pengusaha terlihat hadir. Jika pertemuannya difasilitasi pihak desa, kami jelas tidak mau karena posisinya yang tidak netral,” sebut Aji. Terkiat rencana selanjutnya, Aji mengaku sedang merapatkannya dengan warga lainnya. Pihaknya berencana melakukan aksi yang jauh lebih besar untuk menolak penambangan pasir. Namun rencana itu akan dimatangkan bersama rekan-rekannya, dan seperti apa aksi yang akan dilakukannya. “Ya kami akan tetap menolak adanya galian pasir di Luragung Landeuh. Mungkin aksinya jauh lebih besar, tapi itu akan kami bahas bersama teman-teman lainnya. Nanti kalau aksi jadi dilakukan, akan kami kasih kabar,” pungkasnya. Seperti yang pernah diberitakan Radar Kuningan, warga Dusun Pahing, Desa Luragung Landeuh, Rabu (19/4) melakukan aksi penolakan terhadap rencana pembukaan galian pasir yang berlokasi di dusun tersebut. Sejumlah spanduk berisi penolakan dibeber warga di beberapa lokasi strategis. Warga juga mempersoalkan semakin sempitnya lapangan Ibrahim Ajie lantaran dinding lapangan yang permanen sudah dibelokan oleh pemerintah desa. “Herannya, sekeliling stadion yang tadinya persegi empat, sekarang mencong karena temboknya diubah pemdes. Kami juga tidak pernah diajak bicara oleh pemdes. Dampaknya, saat akan melakukan tendangan penjuru, luasnya semakin sempit dan mengganggu para pemain,” terang sejumlah warga. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: