Mao Sempat Bingung soal Kota Terlarang

Mao Sempat Bingung soal Kota Terlarang

Istana Kota Terlarang tidak hanya wah dari segi besar dan indahnya arsitektur bangunan. Tapi juga sejarah yang ditinggalkan serta artefak yang tersimpan di dalamnya. Itulah yang hingga kini membuat terkagum-kagum siapa saja yang melihatnya. ===================== SETELAH melakukan long march keliling Tiongkok pada 1935, konon Mao Zedong sempat berdiri mematung di depan Istana Kota Terlarang. Dia merasa bingung akan digunakan untuk apa bangunan sebesar itu? Tokoh yang kemudian menjadi presiden pertama Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tersebut sempat berucap, “Sebaiknya dihancurkan.” Ketika itu Mao memang sedang menggalang kekuatan ke seluruh penjuru Tiongkok dengan tujuan membentuk negara RRT. Dia melakukan road show ke daerah-daerah dengan menempuh jarak total sekitar 9.000 km. Akhirnya, pada 1 Oktober 1949, Mao memproklamasikan berdirinya RRT dan dia sebagai pemimpinnya. Untung saja, Mao berubah pikiran. Bangunan Istana Kota Terlarang tak pernah dihancurkan. Malah, sekarang foto Mao terpampang besar di tembok setinggi 10 meter persis di gerbang masuk. Cerita tersebut begitu terkenal di Tiongkok. ”Semua tahu kisah itu. Untung saja tidak jadi (dihancurkan, red),” kata Xu Meilan, mahasiswa Yunnan University yang menjadi pemandu kami. Nama besar Istana Kota Terlarang bukan bangunan saja. Tapi juga arsitekturnya, sejarahnya, hingga benda-benda yang tersimpan di dalamnya. Kurator Museum Wisata Kota Terlarang Chen Sen menyebutkan, total ada lebih dari 1,5 juta artefak (benda bersejarah) di istana tersebut. Dari jumlah itu, lebih dari 200 di antaranya bahkan belum pernah dimunculkan ke publik. Juga sekitar 1 juta artefak yang ada tidak pernah meninggalkan kompleks istana tersebut sejak selesai dibangun Kaisar Zhu Di pada 1421. “Kami sering mengadakan pameran di sejumlah kota,” katanya. Tapi, artefak yang dibawa masih sangat sedikit dibanding koleksi yang ada. Istana Kota Terlarang juga dibangun dengan memperhitungkan banyak hal. Termasuk perhitungan astronomi yang jelimet. “Penentuan letak dan penyusunan bangunan didasarkan pada rasi bintang selatan,” kata Zheng Zhi Hai, sejarawan asal Nanjing yang juga keturunan Cheng Ho. Sinar bintang selatan jadi patokan untuk menentukan sebuah titik bangunan. Begitu juga pendirian bangunan-bangunan lain di kanan-kiri serta depan-belakang dari bangunan yang telah berdiri lebih dulu. Semua berdasar azimut kedudukan rasi bintang selatan. Karena itu, bila dipotret dari atas, seluruh bangunan yang ada di dalam kompleks Istana Kota Terlarang itu sangat simetris. Termasuk kanal dengan lebar 52 meter yang mengelilingi Istana Kota Terlarang. Kanal tersebut berfungsi untuk banyak hal. Di masa perang bisa jadi benteng. Sebab, musuh yang nekat berenang dengan jarak 52 meter akan mudah dikalahkan setelah sampai di seberang. Apalagi jika posisi musuh berada di bawah. Sedangkan pada masa damai kanal bisa menjadi jalan untuk transportasi air. Keperluan seluruh penghuni istana bisa dikirim dengan perahu-perahu kecil. Untuk menikmati Kota Terlarang, pengunjung harus benar-benar fit. Sebab, perjalanan menyusuri bangunan seluas itu akan cukup melelahkan. Pintu masuk berada di bagian selatan atau disebut Gerbang Meridian. Begitu masuk gerbang tersebut, pengunjung langsung masuk ke bagian paling utama kompleks istana, yakni The Hall of Supreme Harmony. Lapangannya sangat luas dengan bangunan yang berdiri di atas fondasi setinggi 15 meter. Bangunan itu merupakan tempat bagi kaisar ketika ada upacara penting. Di Hall of Supreme Harmony itulah dulu Laksamana Cheng Ho dengan jubah kuning merahnya yang legendaris menerima perintah ekspedisi pelayaran keenam dari Kaisar Zhu Di. Tujuan utamanya ialah mengantarkan para tamu utusan dan duta besar negara sahabat kembali ke negara masing-masing. Istana tersebut diresmikan Kaisar Zhu Di pada 1421. Dalam peresmian itu, kaisar mengundang 27 ribu pejabat dari seluruh negara sahabat. Mereka terdiri atas raja, duta besar, hingga utusan khusus kerajaan-kerajaan sahabat tersebut. Selesai perayaan, mereka diantar pulang dengan pengawalan armada Cheng Ho. Setelah melintasi hall itu, ada tiga sisi kompleks istana yang bisa dinikmati, yakni sisi kiri, tengah, dan kanan. Masing-masing punya ciri dan kekhasannya sendiri. Ada sebuah bangunan untuk santai kaisar dan yang paling menyegarkan mata adalah semacam taman surgawi atau yang disebut Ningshougong. Tempat itu ditata sedemikian rupa sehingga udara begitu segar. Ada juga sebuah bangunan dengan fondasi batu yang diambil dari Danau Xuanwu setinggi 6 meter. Itu adalah bangunan tempat tetirah bagi raja yang mengajak permaisuri atau selir kesayangan untuk bersantai. Di tempat itu biasanya sang raja minum arak sembari berpuisi. Total waktu yang kami butuhkan untuk berjalan menikmati kompleks tersebut secara normal sekitar tiga jam. Itu masih belum melihat semua objek yang ada dalam kompleks istana megah tersebut. Hanya berjalan lurus mengambil salah satu sisi. “Butuh dua tiga kali kunjungan jika benar-benar ingin meneliti semuanya,” ujar Zheng Hai. (*/c9/nw)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: