Server Diurus Telkom, Disdik Yakin PPDB Lancar
CIREBON – Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) semakin dekat. Setelah cuti bersama Idul Fitri, pendaftaran mulai dibuka secara online. Untuk memastikan server dan jaringan internet lancar, Dinas Pendidikan (Disdik) menggandeng PT Telkom. Kepala Disdik, Drs H Jaja Sulaeman MPd mengatakan, jaringan online antara PPDB SMP Negeri dan SMA Negeri ada perbedaan. Salah satu yang utama penumpukan data yang di-upload selama pendaftaran. “Kalau SMA terpusat di Bandung. Seluruh Jawa Barat masuk ke server itu. Kalau SMP lebih ringan dan hanya untuk Kota Cirebon,” ucap Jaja, kepada Radar, Kamis (22/6). Berdasarkan informasi, Jaja mengungkapkan, server SMA melambat karena ada banyak upload data prestasi dan sebagainya. Imbasnya, beban server terlalu banyak. Hal itu berbeda dengan PPDB SMP Negeri di Kota Cirebon. Pasalnya, setiap tahun PPDB dengan beban SMA dan SMK Negeri sekalipun, tidak pernah ada kendala. Apalagi tahun ini hanya untuk 18 SMP Negeri di Kota Cirebon. “Beban server semakin ringan. Persoalan server dan operasional teknis online PPDB sudah dikelola ahlinya,” ucap dia. Sedangkan untuk data prestasi, harus dilakukan verifikasi manual di sekolah masing-masing. Untuk prestasi olahraga, disdik bekerjasama dengan Bapopsi akan melakukan pengecekan legalitas kejuaraan. “Jangan sampai sertifikatnya asli, tapi kegiatannya tidak ada,” tukasnya. Terpenting, ujar Jaja, tidak ada pemaksa kehendak. Semua pihak menjalankan sistem zonasi dengan baik sesuai aturan yang berlaku. Bagi guru dan kepala sekolah, akan ada sanksi tegas jika terjadi pelanggaran terhadap PPDB. Semua jalur resmi diakomodir. Mulai dari prestasi hingga anak guru. Namun, kuotanya hanya 10 persen dari total jumlah keseluruhan peserta didik yang mampu ditampung sekolah tersebut. Adapun sisanya 90 persen, khusus untuk warga yang masuk jalur zonasi. Dimana, mereka bisa sekolah di SMP Negeri di zonasinya, tanpa harus menunjukan nilai dan prestasi. Sekretaris Daerah Pemerintah Kota Cirebon, Drs Asep Dedi MSi menambahkan, dalam pelaksanaan PPDB tahun ini, hal paling penting adalah taat terhadap aturan. Termasuk pula pemaksaan kehendak untuk masuk ke sekolah tertentu. “Semua sekolah sama. PPDB tahun ini semangatnya pemerataan pendidikan. Tidak ada lagi sekolah favorit,” tegasnya. Karena itu, Asep meminta semua pihak turut melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar tidak memaksakan anaknya ke sekolah tertentu. Dalam sistem zonasi sudah jelas sekolah dan kelurahan mana yang masuk. Hal ini tidak boleh dilanggar dengan alasan apapun. Kecuali dibenarkan aturan seperti kuota sekolah masih tersisa sampai penutupan pendaftaran. (ysf)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: