Karyawan Pabrik Gula Sindanglaut Ancam Mogok  

Karyawan Pabrik Gula Sindanglaut Ancam Mogok   

  CIREBON - Serikat Pekerja (SP) Pabrik Gula (PG) Sindanglaut meminta pihak direksi segera memenuhi hak para karyawan yang merupakan tanggung jawab direksi. Bahkan jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, maka sejumlah SP di bawah Rajawali II akan melakukan mogok masal. Hal tersebut tegas disampaikan H Uun, ketua SP PG Sindanglaut saat ditemui Radar, Minggu (23/7). Menurutnya, ada sejumlah tuntutan yang disampaikan para karyawan yang tergabung dalam serikat. Sebagai ketua, ia pun berkewajiban menyampaikan tuntutan rekan-rekannya tersebut kepada pihak direksi. “Ada beberapa tuntutan dari teman-teman, salah satunya soal pakaian kerja satu stel dan uang apresiasi sebesar satu kali gaji belum kami terima,” ujarnya. Tuntutan lainnya adalah belum kunjung dibagikannya laporan kerja karyawan yang di dalamnya terdapat indeks prestasi dan informasi kenaikan golongan. “Ibaratnya kita ini anak sekolah, tapi sudah masuk tahun ajaran baru raportnya belum dibagi. Jadi kita tidak tahu, sebenarnya naik kelas atau tidak. Kerjaan kita kemarin bagus atau tidak,” imbuhnya. Tuntutan yang terakhir, adalah rapel gaji, rapel THR dan rapel dana pendidikan yang nanti akan cair harus mengacu pada perjanjian kerja bersama (PKB) sesuai dalam halaman 25 Bab VIII Pasal 33 ayat 3 dijelaskan bahwa kenaikan gaji berkala ditentukan oleh direksi mengacu pada UMK tertinggi di wilayah kerja PG Rajawali II, yang dalam hal ini adalah UMK di PG Subang. “Ini yang akan kita tuntut. Karena ini hak, maka kita serius. Komunikasi sudah kita jalin dengan teman-teman dari SP PG yang lain, dan kita sudah satu kata. Kita minta hak-hak kita dipenuhi,” paparnya. Opsi mogok masal adalah opsi terakhir yang akan dipilih jika pihak direksi tidak segera memenuhi tuntutan dari para karyawan. Ia pun memastikan seluruh aktivitas di seluruh PG di bawah Rajawali II akan berhenti. “Kita sudah sepakat, kita akan mogok masal. Kalau tetap seperti ini, maka tidak ada pilihan lain, bulan depan kita mulai mogok,” tukasnya. Saat ini, PG Sindanglaut menjadi PG dengan kinerja terbaik. Sampai sejauh ini, capaian rendemen menyentuh angka hingga 7,3. Bahkan PG Sindanglaut menjadi peringkat pertama untuk soal produktivitas dan capaian rendemen di bawah Rajawali II dan nomor 8 di peringkat nasional. “Kita terbuka, kita mau ada dialog dan disuksi dengan direksi. Selama ini kita kesulitan untuk bertemu dan berkumpul saja sekarang tidak bisa,” pungkasnya. Sementara itu, salah satu petani tebu, Kamri (46) mengatakan, saat ini belum seluruhnya lahan tebu bisa dipanen. Para pemilik lahan masih menunggu giliran waktu lahan tebunya bisa dipanen. “Kita masih nunggu waktu panen, karena belum semua lahan dipanen. Kalau mogok ya selain pabrik, petani juga rugi. Jelas berdampak. Mudah-mudahan tidak jadi,” ungkapnya. (dri)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: