Kedung Kencana-Ampel Jadi Desa Migran Porduktif

Kedung Kencana-Ampel Jadi Desa Migran Porduktif

MAJALENGKA – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Majalengka menunjuk dua desa di Kecamatan Ligung yakni Kedung kecana dan Ampel, sebagai desa migran produktif (desmigratif). Kepala Disnaker Ahmad Suswanto MPd mengungkapkan pemerintah pusat melalui Kementerian Tenaga Kerja, menunjuk dua desa desmigratif di kecamatan Ligung karena melihat kedua desa tersebut merupakan penyedia tenaga kerja indonesia (TKI) terbanyak untuk wilayah Kabupaten Majalengka. “Program ini agar para eks TKI bisa mengembangkan usaha di desanya tanpa harus kembali ke luar negeri. Sehingga perlu kegiatan pembekalan kelompok perajin bata dan peternak belut di Desa Kedung Kencana ini,” jelasnya, Kamis (27/7). Kementerian terkait menunjuk 69 desa di Indonesia untuk dijadikan desmigratif, yang juga membekali para mantan TKI agar bisa mandiri mencari dan mengembangkan usaha di tanah Mereka dibentuk kelompok dan akan dibimbing petugas yang berkompeten serta diberi modal oleh pihak bank. Pihaknya mendukung kelompok perajin bata dan peternak belut di Desa Kedung Kencana, serta kelompok kerajinan tangan dan perajin kerupuk miskin di Desa Ampel. “Semoga dengan dibimbing petugas dan diberikan modal pinjaman lunak, usaha mereka bisa berkembang. Ketika kelompok eks TKI yang dibina ini bisa berkembang, tidak mustahil desmigratif ini akan dikunjungi presiden atau Menteri Tenaga Kerja untuk launching wira usaha di daerah sendiri,” harapnya. Sementara Kepala Desa Kedung Kencana, Apandi menyambut baik desanya ditunjuk menjadi desmigratif. Dia berharap program pemerintah pusat itu bisa berjalan sebagaimana yang diarahkan pemerintah, agar masyarakat bisa mendapat pekerjaan tanpa harus ke luar negeri. “Diharapkan kelompok peternak belut dan pengrajin bata bisa memanfaatkan program ini sebaik-baiknya. Apalagi dari segi permodalan, pihak bank memberikannya dengan kredit lunak,” katanya. Kepala Desa Ampel Endang Suhenda AMd membenarkan warganya banyak yang bekerja menjadi TKI, baik tenaga formal maupun informal. Hal itu diakui mendongkrak perekonomian warganya karena banyak yang sukses namun ada juga TKI yang menemui permasalahan. Melalui program pemerintah ini, dia berharap akan membantu eks TKI. “Untuk tenaga kerja mandiri (TKM) di Desa Ampel, dibentuk dua kelompok yaitu kelompok perajin kerupuk miskin dan kelompok kerajinan tangan. Dalam satu kelompok terdiri dari 20 orang. Mereka didampingi dan dibimbing petugas dari Disnaker Kabupaten majalengka dan pihak bank,” kata pria yang juga eks TKI ini. (ono)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: