Stok Numpuk di Gudang, Gula Petani Tak Laku
CIREBON - Hampir seluruh petani tebu di Cirebon sedang kelimpungan. Kini, petani kebingungan karena gula mereka tidak laku di pasaran. Untuk saat ini saja, stok di PG Tersana Baru sebanyak 2.600 ton, belum termasuk PG lainnya. Hal tersebut disampaikan Pengurus DPP Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Jabar yang juga Sekretaris APTRI PG Tersana Baru, Wandono saat dihubungi Radar, Minggu (6/8). Menurutnya, sejak lelang terakhir sebelum Idul Fitri, hingga kini sudah tak ada lelang lagi. Jika pun dilaksanakan, para investor atau pembeli gula enggan membeli dengan harga yang diminta oleh petani. “Ini yang tidak kita mengerti. Gula-gula sekarang menumpuk di gudang, gula kita tidak laku. Kondisi ini hampir terjadi di beberapa tempat,” ujarnya. Awalnya, para investor enggan membeli gula milik petani tersebut karena persoalan PPN 10%. Namun ketika persoalan PPN sudah dihilangkan atau dicabut, daya beli investor tetap tidak meningkat. “Kita tidak mengerti, investor hanya mau beli jika harganya sesuai dengan standar mereka. Dua kali pernah lelang tetap gagal, tidak ketemu harganya. Sekarang sudah beberapa bulan, gula-gula milik petani sekarang numpuk di gudang, menunggu investor dan lelang,” imbuhnya. Terpisah, Pengurus APTRI PG Sindanglaut, Mae Azhar mengatakan, persoalan lainnya yang menghambat niat para investor untuk membeli gula adalah adanya aturan harga eceran tertinggi gula, sehingga para investor hanya menerima untung yang kecil ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, dugaan lainnya adalah masih beredarnya gula rafinasi di pasaran, sehingga membuat gula lokal yang harganya relatif lebih mahal menjadi tidak laku di pasaran. “Kalau diinventarisasi, persoalan awal itu ada di PPN. Kemudian keberadaan gula rafinasi dan persoalan HET, tiga poin itu yang menjadi penyebab menurunnya daya beli investor,” tutur Mae Azhar. (dri)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: