Kiai NU Rekomendasikan 3 Kriteria Cabup dari PKB

Kiai NU Rekomendasikan 3 Kriteria Cabup dari PKB

KUNINGAN–Jajaran kiai Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Kuningan akhirnya merekomendasikan tiga kriteria calon bupati/wabup yang akan diusung PKB pada Pilkada 2018 mendatang. Ketiga rekomendasi itu, yakni cabup harus berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) atau berideologi NU, berpihak kepada para ulama, termasuk juga berpihak kepada NU, dan untuk mekanisme diserahkan sepenuhnya kepada PKB. “Kita sepakati saja, untuk Calon Bupati Kuningan yang akan diusung PKB itu harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu harus berhaluan Ahlussunnah wal Jamaah atau harus NU, harus berpihak kepada para ulama, termasuk berpihak kepada NU, dan untuk mekanisme diserahkan kepada PKB. Artinya para ulama tidak harus ikut-ikutan kampanye, kecuali ada kiai yang ditunjuk jadi jurkam dan sebagainya. Yang jelas kita tidak sebut nama, hanya kriteria saja,” kata salah seorang pini sepuh NU, KH Abdul Aziz Anbar Nawawi usai memimpin musyawarah dalam acara silaturahmi Alim Ulama di Bale Kamukten, Kelurahan Windusengkahan. Hadir dalam acara tersebut Ketua Tanfidziyah PC NU Kuningan KH Aam Aminudin SHI MA beserta jajarannya, jajaran Syuriah NU, Ketua Dewan Syuro DPC PKB KH Engkos Kosasih, Ketua Tanfidziyah DPC PKB H Ujang Kosasih MSi, serta para kiai pimpinan Pondok Pesantren Salafiah se-Kabupaten Kuningan. Dalam kesempatan itu pula, KH Abdul Aziz berembuk didampingi KH Dodo Murtadlo Lc, KH Aam Aminudin SHI MA dan KH Engkos Kosasih. Sebelum dilakukan musyawarah, terlebih dulu Ketua DPC PKB H Ujang Kosasih MSi menyampaikan sambutan. Menurut Ujang, PKB merupakan partai yang lahir dari NU, sehingga pihaknya memohon pandangan atau fatwa untuk langkah PKB dalam rangka menghadapi Pilkada 2018 mendatang. “PKB punya kesempatan untuk ikut berkiprah dalam momentum Pilkada 2018. Kami mohon dengan sangat, berilah petunjuk, fatwa, pandangan dan rekomendasi kepada kami agar kami pada Pilkada 2018 mampu mengusung orang yang sangat restu kepadanya. PKB walaupun baru 5 kursi di Kuningan, tapi kelihatannya PKB akan jadi penentu dalam percaturan politik Pilkada 2018. Sehingga pada saat tidak tepat mengambil momentum, malah PKB jadi penentu yang tidak baik. Kami mohon para kiai berkanan mendoakan kami,” pinta Ujang. Sambutan kedua disampaikan Ketua Tanfidziyah PC NU KH Aam Aminudin. Karena harus ditentukan berdasarkan keputusan resmi organisasi, maka dirinya menyampaikan pandangan secara pribadi dengan menginginkan calon bupati Kuningan yang akan diusung PKB harus berpihak kepada ulama yang kemudian masuk dalam salah satu rekomendasi. Ia pun sangat tidak mengharapkan nilai agamis yang tertera dalam motto Kuningan hanya slogan. “Kalau ada calon bupati dari manapun yang berpihak kepada ulama dan pesantren, pasti akan didukung. Jadi, kebijakan orgainidasi belum bisa disampaikan karena harus disampaikan sesuai aturan melalui rapat pleno, kalau kata rapat pleno harus mendukung calon dari PKB, ya akan kita lakukan. Ini adalah pendapat saya pribadi sebagai Aam. Oleh karena itu jangan hanya terbawa arus sesaat, saya berbicara pasti semuanya mengerti. Mustahil ketua PKB memutuskan calon bupati yang tidak cinta ulama,” kata Aam. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: