Volume Air Berkurang, Jasa Pengeboran Diminati
MAJALENGKA – Sejumlah warga mulai kesulitan mendapatkan suplai air untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK). Apalagi persediaan air tidak cukup jika digunakan untuk mencuci pakaian. Sehingga sebagain warga yang tinggal dekat sungai lebih memilih mencuci di sungai. Warga Desa Cikeusik Kecamatan Sukahaji, Karsiti (37) mengatakan, lebih baik memanfaatkan air sungai untuk keperluan mencuci pakaian. Jika menggunakan air di rumah tidak akan cukup, karena stok air di sumur sudah semakin menipis. “Kami gunakan air sungai untuk mencuci, karena air dirumah lebih baik digunakan untuk keperluan minum dan mandi,” ungkapnya. Pemanfaatan air sungai untuk mencuci sudah dilakukan sejak dua pekan lalu. Meskipun capek melakukan perjalanan dari rumah ke sungai, tapi untuk hemat air maka mereka memilih menggunakan air sungai untuk mencuci. Warga lainnya, Tasdik (34) warga Kelurahan Cijati Kecamatan Majalengka mengatakan hal yang sama. Di desanya yang dekat Palabuan, warga memilih menggunakan sungai Cikeruh untuk mencuci pakaian. Di musim kemarau penghematan air benar-benar harus dilakukan, mengingat air sumur di musim kemarau terus menyusut. “Air sumur sekarang sudah mulai menyusut. Jadi harus mulai dihemat untuk penggunaan hal-hal yang sifatnya darurat seperti mandi dan untuk air minum saja. Untuk mencuci lebih baik menggunakan air sungai, nanti kalau sudah kering baru pakaian tersebut disetrika. Jadi tidak khawatir gatal-gatal,” ungkapnya. Saat ditanya upaya lain untuk memenuhi kebutuhan MCK, dirinya menjelaskan saat ini kebanyakan warga mulai mengebor atau memanfaatkan air tanah. Namun hal itu hanya dilakukan masyarakat yang tergolong mampu, sedangkan masyarakat yang kurang mampu terpaksa harus menggunakan air sungai. “Bisa dibilang jasa pengeboran kini banyak diminati, dan kami berharap ada perhatian dari pemerintah. Salah satunya memfasilitasi jasa pengeboran air secara gratis bagi masyarakat yang kurang mampu,” jelasnya. (bae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: