Jangan Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik Hitam, Ini Sebabnya

Jangan Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik Hitam, Ini Sebabnya

CIREBON - Pemerintah Kota Cirebon mengeluarkan imbauan penting menjelang Idul Adha. Dari hasil kajian Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP), disimpulkan agar pengemasan daging kurban tidak menggunakan plastik warna hitam. “Kantung plastik hitam itu hasil daur ulang, sebaiknya pakai yang transparan,” ujar Kepala DPPKP, drh Maharani Dewi kepada Radar Cirebon. Menurutnya, bungkus yang paling tepat dan aman untuk daging kurban atau makanan lainnya adalah plastik bening atau transparan. Karena bukan hasil daur ulang. Hasil penelitian menyebutkan, kantong plastik hitam mengandung zat karsinogen yang berpotensi menyebabkan kanker dalam jangka panjang. Sehingga kantung plastik warna hitam tidak direkomendasikan. “Sangat disayangkan kalau daging kurban yang dibagi menggunakan kantong kresek hitam, nanti terkontaminasi,\" katanya, saat melakukan pemeriksaan hewan kurban di kawasan Kalijaga, Kota Cirebon. Maharani juga mengimbau para pedagang untuk menginformasikan kecukupan umur hewan kurban yang dijual kepada pembeli. Sebab, pembeli berhak mengetahui umur hewan agar tak sembarangan berkuban dan sesuai ketentuan agama. \"Dari pemeriksaan ini, kambing dan domba rata-rata sudah cukup umur. Tapi kami masih menemukan beberapa sapi yang dijual belum cukup umur untuk dikurbankan,\" katanya. Selain dari sisi umur, petugas pun masih menemukan hewan sakit. Namun pihaknya meyakinkan, hewan sakit yang ditemukan hanya memerlukan pengobatan ringan, seperti sakit mata. \"Kami sisir setiap pedagang hewan kurban. Termasuk ke perkampungan, sebagai jaminan berkurban bagi warga. Ada yang sakit hanya 1-2 ekor, itu sakit mata,\" katanya. Maharani menambahkan, hewan-hewan kurban yang dijual di Kota Cirebon rata-rata didatangkan dari luar kota. Sapi misalnya, didatangkan dari daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan kambing dan domba rata-rata dari daerah lain di Jawa Barat seperti Tasikmalaya. Ketergantungan Kota Cirebon atas ketersediaan hewan ternak seperti sapi dan kambing dari daerah lain cukup tinggi. Pasalnya populasi hewan ternak sangat rendah di kawasan perkotaan. Para peternak hewan terkendala lahan yang minim, mengingat Kota Cirebon merupakan kawasan perkotaan berarea sempit. “Populasi sapi hanya sekitar 200 ekor, itu pun dari anakan,\" tambahnya. Sementara itu, Sidik, salah satu pedagang hewan kurban di Kalijaga mengklaim, harga hewan kurban tahun ini tak berbeda dengan tahun lalu. Dia menyediakan sekitar 400 ekor kambing dan 150 ekor sapi. Dari segi harga, untuk sapi termurah dengan bobot hidup 1,3 kuintal dihargai Rp 15 juta. \"Kalau sapi termahal sekitar tujuh kuintal beratnya rata-rata 30 juta,\" tuturnya. Sedangkan untuk kambing dihargai mulai dari Rp 1,8 juta hingga Rp 4,8 juta. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: