Bendungan Seuseupan Kering, Jadi Rute Favorit Komunitas Motor Trail

Bendungan Seuseupan  Kering, Jadi Rute Favorit  Komunitas Motor Trail

KARANGWARENG - Sudah sekitar dua bulan ini, pasokan air di Bendung Seuseupan, Kecamatan Karangwareng, berjalan tidak normal. Debit air pun terus turun setiap harinya, sampai akhirnya kondisi bendungan tersebut saat ini benar-benar kering tak menyisakan air. Hal ini dikarenakan sedimentasi yang tinggi di bendungan ini, sehingga kondisi bendungan tidak bisa mendebit dan menyimpan air. Limpahan air yang datang dari Sungai Cijurai ini hanya lewat tanpa bisa dimanfaatkan. Kondisi tersebut diperparah dengan musim kemarau yang baru saja tiba. “Ada 3.500 hektare lahan pertanian yang terancam kekeringan. Sumber air dari Bendung Seuseupan ini tidak bisa digilir ataupun diatur karena sudah benar-benar kering,” ujar Petugas OP Bendung Seuseupan, Septiawan saat ditemui Radar beberapa waktu lalu. Padahal, Bendung Seuseupan punya fungsi lumayan vital untuk mengatur air yang akan didistribusikan ke sejumlah wilayah seperti Kecamatan Karangwareng, Susukanlebak, Lemahabang dan Kecamatan Waled. “Kondisi ini sudah sekitar dua bulanan, sebulan terakhir kondisinya tambah parah dan mulai kering,” imbuhnya. Yang tersisa kini hanya genangan air di cekungan-cekungan yang dibuat warga untuk kemudian airnya disedot menggunakan pompa untuk mengairi lahan pertanaian. “Kita sudah tidak bisa suplai air, petani harus menghemat air atau menggunakan sistem pompanisasi. Dari kita sama sekali tidak bisa kirim air lagi,” bebernya. Sementara itu, kekhawatiran akibat sejumlah sumber air mulai mongering, juga dirasakan langsung oleh Hasan (46) salah seorang petani di Desa Cibogo, Kecamatan Waled. Kepada Radar, ia mengatakan dikhawatirkan petani akan mengalami kerugian akibat biaya tanam yang begitu mahal, karena harus menggunakan sistem pompanisasi untuk pengairan. Sementara harga sejumlah komoditi pertanian terus mengalami penurunan. “Kita khawatirnya di situ. Terpaksa pakai pompanisasi, tapi harga-harga hasil pertanian malah jatuh. Sudah begitu, selama musim tanam juga kita dihantui gagal panen akibat kemarau,” ungkapnya. Jika kondisi kekeringan terus berlangsung lama dan lahan pertanian tidak berproduksi atau produksinya menurun, dikhawatirkan akan membuat sejumlah komoditi mengalami kelangkaan dan membuat harga-harga tidak terkendali. Dari pantuan Radar, kondisi bendung yang kering dimanfaatkan oleh sejumlah penyuka olahraga ekstrem, salah satunya komunitas motor trail yang memanfaatkan wilayah sekitar aliran Sungai Cijurai karena medannya yang naik turun, serta menantang adrenalin. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: