Begini Ternyata Cara Buka Bisnis Kedai Kopi

Begini Ternyata Cara Buka Bisnis Kedai Kopi

CIREBON - Beberapa tahun terakhir, pertumbuhan kedai kopi atau coffee shop di Kota dan Kabupaten Cirebon meningkat signifikan. Tidak seperti lima atau enam tahun lalu. Saat ini, semakin mudah untuk menemukan kedai kopi. Persaingan yang semakin ketat, menjadikan setiap kedai kopi harus memiliki konsep unik untuk menarik perhatian pembeli. Founder Baraja Coffee Fauzi Heiqmeuh mengungkapkan, saat ini ada sekitar 50 kedai kopi di wilayah Cirebon. Maka, untuk bisa bertahan dan tetap menjadi kedai kopi pilihan masyarakat, perlu ada diferensiasi. Hal itu pula yang menjadikan Baraja Coffee tetap eksis sejak awal berdiri pada 2011 lalu. ”Baraja bertahan karena selain tempat ngopi menjadi tempat diskusi, mewadahi yang hobi art, dan lain-lain. Juga untuk orang yang butuh ruang alternatif selain kantor,” ujar pria yang akrab disapa Oji tersebu kepada Radar Cirebon. Pertumbuhan bisnis kedai kopi di Cirebon, mulai terlihat sejak 2013. Tidak hanya di Cirebon, saat itu booming kopi nasional, sehingga jumlah kedai kopi semakin bertambah hingga saat ini. Banyaknya kedai kopi, bagi Oji, bukan persaingan, sebab sejak awal tujuan Baraja untuk mengedukasi masyarakat Cirebon dan sekitarnya mengenai kopi. Namun, jika ingin terjun ke binsis kedai kopi, harus memberikan konsep berbeda. ”Boleh sama jual kopi, tetapi konsepnya harus beda. Entah itu dari interior atau eksteriornya. Kalau tidak seperti itu, orang akan melihat sama saja,” kata Oji. Hal senada juga diungkapkan owner Kopi Sampeu Bomzki. Kedai kopi di Cirebon semakin berkembang. Dari awalnya kedai-kedai kecil hingga coffee shop sekelas café. Banyaknya jumlah kedai tidak dinilai sebagai persaingan, akan tetapi edukasi mengenai kopi bisa semakin luas. Selain itu, masing-masing kedai kopi memiliki keunikan tersendiri. ”Kami baru jalan lima bulan di Cirebon. Kuncinya harus unik, dari konsep hingga menu yang disajikan. Seperti di sini ada menu singkong tetapi dibuat lebih modern dengan ada mozarelanya,” kata Bomzki. Untuk konsep, bisa dari desainnya hingga event-event yang mendukung operasional kedai. Dari segi desain, konsep open bar yang memungkinkan konsumen untuk melihat langsung proses pembuatan kopi. Selain itu, ada panggung yang bisa menjadi ruang unjuk kreativitas seperti open mic, stand up comedy. Lebih lanjut, Bomzki menjelaskan, saat ini bisnis kedai kopi tidak hanya untuk pengusaha besar. Bahkan, ada mahasiswa yang memulai bisnis kedai kopi di garasi rumah. Mengenai modal, untuk alat manual brewing yang sederhana sekitar Rp 8-10 juta. Sedangkan untuk kedai besar, untuk alat bisa mencapai Rp 250 juta. ”Baru alat saja, belum biji kopi dan lain-lainnya. Jadi ketika memulai bisnis ini, penting untuk menciptakan perbedaan agar konsumen tertarik untuk datang,” jelas Bomzki. (swn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: