Diskusi Kebangsaan, Santri Babakan Ciwaringin Bedah Buku Berdikari Membangun Negeri

Diskusi Kebangsaan, Santri Babakan Ciwaringin Bedah Buku Berdikari Membangun Negeri

CIREBON - Mahad Aly Al Hikamus Salafiyah Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon menggelar bedah buku dan diskusi kebangsaan, Kamis (28/9). Dari Fondasi Infrastruktur hingga Pendidikan Karakter Bangsa menjadi tema diskusi yang diangkat dari buku Berdikari Membangun Negeri karya Zainal Abidin. Ada empat pembicara kompeten dalam bedah buku dan diskusi kebangsaan tersebut. Keempatnya adalah KH Husein Muhammad, Arief Syahfaat dari Kementerian Agama, Nuruzzaman dari Densus 99 Ansor dan Kepala Madrasah Al Hikamus Salafiyah (MHS), KH Arwani Syaerozi. Kiai Husein menekankan kepada para santri pentingnya menjaga nalar dan spiritual. Karena itu bagian dalam membangun pendidikan karakter bangsa. \"selain fisik, infrastruktur nalar dan spiritual penting dibangun terlebih dahulu,\" kata Husein. Kiai yang akrab dipanggil Buya ini menaruh harapan besar kepada pesantren untuk memberi semangat kepada santri untuk tetap belajar. \"Kalian (santri, red) harus belajar dan selalu semangat untuk ingin tahu tentang apa pun,\" pesannya. Buya juga mengatakan, pesantren akan hancur jika gerakan-gerakan radikal tidak dicegah. \"Ketegasan pemerintah terhadap kelompok transnasional yang ingin mengubah ideologi Pancasila sudah tepat,\" ujarnya. Sementara Arief Syahfaat menyinggung program Nawacita Presiden Jokowi. Menurutnya, progam tersebut tidak lepas dari konsep Trisakti Soekarno. Dia juga mengungkapkan, ada satu hal yang kurang dalam buku Berdikari Membangun Negeri karya Zainal. Yaitu soal dampak pembangunan bagi masyarakat tidak dideskripsikan. \"Data-data dalam buku ini juga kurang dilengkapi dengan referensi,\" ujarnya. Narasumber lainnya, Nuruzzaman, menyebutkan, pendidikan karakter sudah diterapkan lama di pesantren. Karena itu menurutnya, program pendidikan karakter seharusnya mengacu pada nilai-nilai pesantren. Dia mengakui, pembangunan saat ini memang sangat luar biasa. Pembangunan Bandara Kertajati-Majalengka, menjadi salah satunya. \"Kalau sudah beroperasi tahun depan, NU bisa mengadakan Muktamar di Babakan. Karena transportasi terfasilitasi,\" ujarnya. \"Tapi ada catatan penting yang perlu diperhatikan pemerintah, dari dampak pembangunan tersebut. Yaitu ideologi transnasional,\" kata Komandan Densus 99 Ansor ini mengingatkan. Menurut Nuruzzaman, pembangunan pasti banyak berdampak pada sisi ekonomi, sosial, politik, budaya, dan lainnya. Adanya bandara Kertajati-Majalengka, misalnya, pasti akan banyak pabrik, tempat hiburan, mal, hotel, dibangun. \"Tidak menutup kemungkinan ideologi transnasional masuk lewat sini,\" tegasnya. \"Maka semua itu harus dicegah. Kuasai masjid-masjid di sekitar, sebelum menjadi tempat-tempat penyebaran ideologi transnasional,\" imbuhnya. Sementara KH Arwani Syaerozi menutup acara bedah buku dan diskusi kebangsaan dengan menyampaikan pesan kepada para santri. Menurutnya, santri harus fokus belajar mengembangkan khazanah keilmuan Islam, untuk menuju kebangkitan. \"Pokoknya santri harus bangkit dengan belajar tekun. Selesaikan belajar di Pesantren Babakan, tetap belajar kitab kuning dan turats,\" pesannya di hadapan ratusan santri Mahad Aly. \"Jangan berpikir nanti akan jadi apa dan dapat income berapa. Inilah santri yang bisa hidup sampai kapan pun. Sholihun likulli zaman wa likulli makan,\" tukasnya. (rls/hsn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: