Oki: Itu Bukan FB Kami

Oki: Itu  Bukan  FB Kami

Lecehkan Salah Satu Calon, Dianggap Black Campaign CIREBON – Suhu menjelang pilwalkot semakin panas. Perang terbuka yang cenderung mengarah ke black campaign sudah mulai dilancarkan. Seperti yang terungkap di media jejaring sosial facebook (FB). Akun yang selama ini dikenal sebagai corong Tim Bamunas Adji dengan terang-terangan melecehkan pasangan tertentu melalui status facebook-nya. Sang admin  menuliskan status “Ada calon walikota yg pernah gagal thn 2008 tpi msih nyalon lagi, ada apa y?? Ingat... hnya yg korup yg tidak memiliih H Bamunas Setiawan Boediman Bsb & Priatmo Adji [BP], Salah memilih 5 thn anda menunggu lgi, waspadalah...!” Status yang menggemparkan dunia maya itu ditulis sekitar pukul 14.30 WIB, Selasa (27/11). Sontak, pernyataan yang dianggap melecehkan itu mengundang reaksi negatif dari pengguna facebook lainnya. Saat wartawan koran ini melakukan pengecekan di akun FB tersebut sekitar pukul 18.00 WIB, ada sebanyak 11 komen pada status tersebut. Hampir seluruh isi komen menghujat dan meminta pada pemegang akun tidak memojokkan atau menjatuhkan calon lain. Dalam akun tersebut juga, terdapat foto-foto Bamunas S Boediman saat menghadiri Rakercabsus di Hotel Zamrud belum lama ini. Terdapat pula serangkaian foto kegiatan Bamunas S Boediman bersama dengan warga. Mulai dari ketika bersama para nelayan, hingga kegiatan kerja bakti. Video kegiatan Bamunas S Boediman pun di-upload dalam akun tersebut. Bahkan, jumlah teman yang dimiliki akun itu tidak sedikit, yakni mencapai 2.160 orang. Berdasarkan pengamatan Radar selama ini, akun tersebut, termasuk akun yang aktif meng-update informasi kegiatan seputar Bamunas S Boediman. Keberadaannya pun sudah cukup lama dan dikenal familiar oleh para pengguna jejaring sosial. Saat dikonfirmasi, Bamunas S Boediman mengelak bila akun tersebut dikelola oleh tim suksesnya. Bos Grage ini mengaku, hingga saat ini, secara resmi tim Bamunas S Boediman dan Priatmo Adji belum membuat akun facebook baru untuk pemenangan mereka. \"Nggak ada. Itu bukan FB kami. Kami belum bikin, dan belum ada yang izin sama saya untuk bikin akun Bamunas-Adji,\" kilah pria yang akrab disapa Oki melalui telepon selulernya, kemarin. Oki mengatakan, dirinya memang aktif di jejaring sosial, namun itu pun menggunakan akun pribadi miliknya. \"Kalau aktif facebook yang sendiri (pribadi, red) memang iya. Tapi yang BP belum ada,\" tandasnya. Terkait foto dan video kegiatan dirinya, Oki justru mengatakan bahwa, semua orang bisa mendapatkan foto tersebut. \"Kalau foto rakercabsus yang moto itu banyak, video bisa saja dari youtube,\" ujarnya. Senada, salah satu anggota tim pemenangan BP, Rizal membantah bila timnya memiliki akun bernama Tim Bamunas Adji. \"Nggak ada. Belum ada akun tim Bamunas-Priatmo,\" kelitnya. Keberadaan status facebook itu juga mengusik Ketua Bapilu DPD Golkar Kota Cirebon, Lili Eliyah SH MM. Pasalnya, saat membaca status tersebut melalui blackberry-nya, Lili mengaku tersinggung. Wanita yang juga plt wakil ketua DPRD ini mengatakan, seharusnya, bakal calon wali kota yang ada, tidak perlu saling menjatuhkan. Apalagi, status yang ditujukan itu menjurus pada pasangan yang diusung oleh Golkar-Demokrat yaitu Ano-Azis. Keduanya pernah mencalonkan diri sebagai calon dan wakil wali kota pada tahun 2008. \"Ya kalau ditanya tersinggung atau tidak, saya sangat tersinggung. Seharusnya tidak perlu saling menjatuhkan. Etika politiknya di mana? Masih banyak pekerjaan lain yang harus dilakukan oleh masing-masing calon untuk bisa memenangkan pilkada. Bukan saling menjatuhkan seperti ini,\" ujarnya. Dikonfirmasi, bakal calon wali kota, Drs Ano Sutrisno MM justru menanggapinya dengan santai. Ano mengatakan, setiap orang berhak membicarakan apapun terkait dirinya. \"Yang penting niatnya. Nggak apa-apa itu saya difitnah, dizalimi, yang penting niat saya selama ini. Semua orang pernah gagal dan punya kesalahan. Tidak ada yang sempurna. Terserah orang mau berkata apa, yang terpenting niat saya baik,\" katanya. Ano meminta para kader Golkar ataupun Demokrat untuk tidak tersulut emosi dan menanggapi permasalahan ini dengan santai. Sementara itu, saat wartawan koran ini hendak mengecek akun tersebut lagi pada pukul 22.46 WIB, akun atas nama Tim Bamunas Adjie tersebut sudah dihapus dan tidak dapat ditemukan.   **POLITIK KASAR   Keberadaan status facebook yang melecehkan salah satu pasangan calon wali kota dan wakil wali kota dianggap tidak memiliki etika politik yang baik oleh sejumlah akademisi. Sigit Gunawan SH Mkn mengatakan, hal-hal yang dilakukan pada facebook tersebut tidak pantas untuk diungkapkan. Dalam hal ini, kata dia, seharusnya etika politik dijunjung tinggi dengan mengedepankan norma dan nilai-nilai hukum sosial dan budaya. \"Memang pada kenyataannya realitas politik yang terjadi ada sebuah persaingan kekuatan dan kepentingan. Saat ada yang dianggap berat, maka tak jarang hal-hal yang berkaitan tentang nilai dan norma tidak diindahkan. Padahal seharusnya ini harus dijunjung tinggi,\" katanya, kemarin. Hal yang dilakukan oleh admin akun yang mengatasnamakan Tim Bamunas-Adji ini, kata dia, tergolong dalam politik kasar dan tidak mencerminkan keadilan. Sebab, yang dilakukan adalah memojokkan seseorang sampai ada penjatuhan korban. \"Seharusnya tidak melakukan sebuah kampanye yang buruk, karena ini bukan menjadi pembelajaran politik yang cerdas bagi masyarakata,\" tukasnya. Hal yang dilakukan itu, dinilai Sigit sebagai wujud ketakutan akan lawan politiknya. Seharusnya, tim sukses lebih cerdas dan melakukan hal-hal yang sesuai dengan norma untuk pencerdasan politik bagi masyarakat Cirebon. Tidak hanya itu, hal-hal yang dilakukan ini pun, dianggap Sigit bisa menjadi bumerang tersendiri bagi pasangan Oki-Adji. Pasalnya, masyarakat jadi memiliki pikiran atau persepsi negatif pada pasangan BP. \"Bisa saja jadi memiliki pikiran negatif. Sebab rasa simpatik yang dibangun selama ini sedikit demi sedikit bisa memudar. Kita ini kan orang timur, setidaknya budaya orang timur masih melekat pada masyarakat,\" tukasnya. Senada, akademisi Unswagati Kota Cirebon, Drs Taufik Hidayat MSi mengatakan, hal yang dilakukan oleh tim sukses tersebut bukanlah hal yang etis dalam kampanye. Politik, kata dia, tetap harus menjunjung tinggi etika. \"Yang dilakukan ini adalah black campaign atau kampanye hitam dengan maksud untuk menjatuhkan lawan dengan cara-cara yang kurang baik,\" tukasnya. Kampanye atau sosialisasi, kata dia, adalah ajang adu program dan adu figur. Bukan saling menjatuhkan satu sama lain dengan cara menyindir atau hal-hal tidak etis lainnya. Hal ini, dipandang Taufik sebagai pembelajaran politik yang buruk untuk masyarakat. \"Itu bukan pembelajaran politik yang baik untuk rakyat. Itu seperti anak kecil. Parpol memiliki fungsi, salah satunya pendidikan politik. Dan kesempatan yang baik untuk itu ada saat momen pilkada. Dan bukan begini caranya,\" tukasnya. (kmg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: