Pasca Pilwu, Desa Lebakmekar Masih Tegang, Pelayanan Masyarakat Lumpuh

Pasca Pilwu, Desa Lebakmekar Masih Tegang, Pelayanan Masyarakat Lumpuh

CIREBON – Situasi di Desa Lebakmekar, Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon, masih tegang. Bahkan, pelayanan masyarakat di balai desa lumpuh. Karena unjuk rasa massa yang tidak puas dengan hasil pemilihan kuwu (pilwu), Minggu (29/10) masih berlangsung hingga Rabu (1/11). Akibatnya, perangkat desa belum berani ngantor secara normal. Tidak hanya pelayanan masyarakat. Dua sekolah yang terletak persis tak jauh dari balai desa sempat diliburkan karena situasi yang belum kondusif. Sejumlah guru yang merangkap panitia pilwu masih dicari untuk dimintai klarifikasi para pendukung yang tidak puas. “Pelayanan di balai desa sudah tiga hari libur (hingga Rabu, red). Siswa SD juga kemarin libur dua hari. Padahal aksi kita tidak akan menggangu. Kita tidak akan menghalang-halangi pelayanan kepada masyarakat. Urusan kami dengan panitia pilwu. Kami minta klarifikasi. Kalau merasa benar, datang dan temui kami!,” ujar salah satu perwakilan warga, Kholik, kemarin. Kholik sebanarnya sudah merasa janggal dengan gelaran pilwu sejak tahap awal. Dari mulai penetapan daftar pemilih sementara (DPS), daftar pemilih tetap (DPT), dan undangan yang disebar. Dia pun menunjukkan banyaknya kertas undangan yang tidak bisa digunakan. Karena ternyata, saat di bawa ke tempat pemungutan suara (TPS), kertas suara atas undangan tersebut sudah digunakan. “Harapan saya, ada penjelasan dari panitia. Kasus ini harus betul-betul dikawal oleh panwas (panitia pengawas) sampai tuntas. Yang salah biarkan dibuka, jangan ditutup-tutupi. Kita berhari-hari tidak pernah ditemui oleh panitia. Kita datangi sekretaritanya juga kosong terus,” tegasnya. Iing (48), salah seorang warga yang rumahnya persis di depan balai Desa Lebakmekar membenarkan kabar liburnya sekolah dan lumpuhnya aktivitas pelayanan umum. Menurutnya, hal tersebut mungkin saja dipicu karena kondisi politik di Desa Lebakmekar yang masih tegang hingga berpengaruh ke hal-hal lain seperti pelayanan dan liburnya sekolah. “Balai desanya jadi seperti polsek. Tiap hari banyak polisi yang jaga. Kalau perangkat desanya belum kelihatan,” katanya. Lumpuhnya pelayanan di balai desa juga disampaikan anggota Polsek Beber yang sudah sekitar empat hari sejak pilwu berjaga-jaga. Menurut salah satu anggota Polsek Beber, Aiptu Ari, dia dan beberapa anggota polres ditugaskan untuk menjaga dan mengamankan balai desa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Setiap regu jaga ada 11 personel. Kita amankan balai desa ini 24 jam. Kita jaga bergantian. Alhamdulillah situasi masih bisa kita kendalikan. Cuma, untuk pelayanan memang sampai sekarang belum ada. Sebab, tidak ada perangkat desa yang masuk kantor. Kalau dihitung, ini sudah hari ketiga,” ujarnya. Terpisah, Kuasa Hukum Warga Lebakmekar yang keberatan dengan hasil pilwu, Agus Prayoga SH menuturkan, saat ini ditunjuk untuk mengawal langsung perkara tersebut sampai tuntas. Menurut Agus, persoalan yang terjadi dan timbul di Desa Lebakmekar harus dijadikan pelajaran berharga, sehingga tidak terjadi lagi di masa mendatang. “Kita akan kawal. Termasuk kita tunggu juga hasil kajian dari teman-teman di Panwas Pilwu Kabupaten Cirebon. Kita sudah pegang beberapa bukti dan akan kita serahkan nanti untuk mendukung pelaporan yang sudah dilakukan,” tuturnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: