Lahan Pertanian Majalengka Terus Menyusut, Pertahankan 39 Ribu Hektare LP2B

Lahan Pertanian Majalengka Terus Menyusut, Pertahankan 39 Ribu Hektare LP2B

MAJALENGKA – Perkembangan pesat Kabupaten Majalengka mulai dari keberadaan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan sejumlah industri besar, mengakibatkan lahan pertanian menyusut. Hal tersebut diakui Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Majalengka. Kepala Bidang Tanaman Pangan Taham SE menyebutkan, lahan pertanian di Majalengka sekitar lebih dari 53 ribu hektare. Namun baru-baru ini pemda kembali menyiapkan infrastruktur fisik diantaranya jalan lingkar bandara dan jalur non tol. Meski secara fisik belum dilaksanakan, namun lahan sudah tidak ditanami khususnya milik petani yang sudah diberikan ganti rugi lahan. Namun pihaknya tetap berupaya meningkatkan indeks pertanaman (IP). Saat ini biasanya setiap tahun tercapai IP 2,2 dan berusaha ditingkatkan menjadi 2,5 hingga 2,6 setiap tahun atau 260 hektare untuk tanaman. “Misalkan dalam satu tahun dua kali, kita tingkatkan menjadi tiga kali walaupun tidak semua daerah. Beberapa yang menjadi prioritas yakni wilayah selatan supaya produksi tetap dipertahankan,” jelasnya, Minggu (7/1). Pihaknya mengakui setiap tahun lahan pertanian akan terus berkurang. Bahkan hingga tahun 2040 mendatang khususnya melihat progres aerocity. Namun sesuai dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dan perda, ada luas lahan yang masuk pada Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) guna mempertahankan areal produktif. “Sekarang luasannya di angka 53 ribuan lebih. Tetapi akibat pembangunan jalan lingkar, aero city, dan sejumlah industri pabrik itu sudah lebih dari 12 ribu teralokasikan. Mudah-mudahan sisanya dipertahankan terutama di wilayah selatan. Untuk wilayah utara sudah tidak mungkin mendukung karena terus berkurang,” tuturnya. Taham menambahkan, pembangunan fisik di wilayah Kertajati saja sudah menggerus hampir 90 persen lahan pertanian. Begitu juga dampak wilayah tetangga lainnya seperti Jatitujuh, Ligung, Kadipaten, Dawuan, Kasokandel, Jatiwangi hingga Sumberjaya dengan keberadaan banyak industri. “Artinya hingga progres nanti lahan pertanian di wilayah kita terukurangi hingga menyisakan 39 ribu hektare. Kita akan tetap pertahankan beberapa areal pertanian sesuai dengan RTRW,” pungkasnya. (ono)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: