Tiga Tahun di Indramayu, WNA Filipina Ditangkap Imigrasi Cirebon

Tiga Tahun di Indramayu, WNA Filipina Ditangkap Imigrasi Cirebon

CIREBON-Dia asli Filipina. Sudah tiga tahun tinggal di Indramayu. Uniknya, pria ini “terpaksa” menetap di Indramyu demi mengasuh 4 anak mereka saat istrinya sedang menjadi TKI di Oman. Dalam catatan Imigrasi Kelas II Cirebon, pria berinisial NJ itu tiga tahun tinggal di Karangmalang, Lohbener, Kabupaten Indramayu. Rabu (10/1), dia dijemput paksa oleh petugas Pengawasan Keimigrasian Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon. NJ sendiri masuk ke Indonesia dengan menggunakan Bebas Visa kunjungan Singkat (BVKS) dengan masa berlaku 30 hari. Saat masa berlaku habis, pria 54 tahun itu tidak memperpanjang lagi. Bahkan hingga tiga tahun lamanya. Karena itulah dia harus berurusan dengan petugas Imgrasi Kelas II Cirebon. Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon Muhammad Tito Andrianto mengatakan NJ masuk ke Indonesia melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Juni 2014 silam. “Dia lalu ke Indramayu dan menetap selama tiga tahun di rumah istrinya. Selama di Indramayu itu dia tak memperpanjang administrasi keimigrasian sehingga kami amankan,” kata Tito. \"\"Dikatakan, NJ memang ke Indramayu karena ingin bertemu keempat anaknya. Dia merasa bertanggung jawab mengasuh anak-anak mereka saat istrinya bekerja sebagai TKI di Oman. “Tapi apapun itu, harusnya dia mematuhi peraturan negara kita. Karena telah melanggar keimigrasian, kita lakukan pemeriksaan dan melakukan deportasi ke negara asalnya,” tegas Tito. Dalam penelusuran imigrasi, NJ menikah dengan wanita berinisial PT asal Karangmalang, Lohbener, Indramayu. Keduanya menikah saat sama-sama menjadi tenaga kerja di Arab Saudi pada tahun 1999. Dari pernikahan itu, NJ dan PT dikaruniai 4 anak. Saat menjalani pemeriksaan, NJ yang sudah mampu berbahasa Indonesia itu mengaku pasrah diamankan oleh petugas Imigrasi Kelas II Cirebon. “Saya pasrah. Saya ke sini (Indramayu, red) juga karena anak-anak. Karena selama istri saya bekerja di Arab Saudi, anak-anak saya tidak ada yang mengurusi. Makanya saya datang untuk mengurusi mereka,” aku dia. Selama menetap di Indramayu dia mendapat kiriman uang dari istri dan keluarganya di Filipina. “Setelah ibu mertua saya meninggal, istri menghubungi saya, untuk tinggal di Indramayu dan menjaga anak-anak. Selama saya jaga anak, untuk ekonomi selalu dikirim oleh istri. Terkadang dikirim oleh saudara saya yang di Filipina. Tapi sekarang saya tidak tahu mau buat apa. Anak-anak nasibnya seperti apa, setelah saya dijemput imigrasi ini. Sedangkan istri saya pulang ke Indonesia pada bulan Juni mendatang. Saya pasrah,” tutur NJ. (arn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: