Badan Geologi Periksa Pergerakan Tanah di Desa Cimuncang

Badan Geologi Periksa Pergerakan Tanah di Desa Cimuncang

MAJALENGKA–Badan Geologi mulai melakukan pemeriksaan pasca kerusakan yang menimpa tujuh unit rumah di blok Pamujaan, RT 01 RW 01, Desa Cimuncang Kecamatan Malausma, yang diduga akibat pergerakan tanah. Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Majalengka Indrayanto menyebutkan, tim dari badan geologi tengeh melakukan survei kondisi tanah sekaligus penelitian kedalaman tanah di wilayah Cimuncang. “Apakah di dalam tanah ada aliran air atau penyebabnya apa belum diketahui. Pihak Geologi sedang melakukan penelitian dengan memasang alat khusus pasca tujuh unit rumah retak Senin (8/1) lalu,” jelasnya. BPBD mengklaim ada penurunan intensitas pergerakan tanah pasca kejadian empat hari lalu. Selain tujuh unit rumah retak, peristiwa tersebut mengancam 70 kepala keluarga (KK) di satu blok. Lokasi peristiwa tersebut masih berada dekat dengan areal lapang Jotang yang juga merupakan area relokasi warga eks bencana Cigintung. Namun kondisi rumah di wilayah Jotang tidak terpengaruh dengan peristiwa ini. “Mungkin saja ada aliran air yang masuk ke dalam tanah sehingga ada penurunan tanah. Memang kondisinya tidak terlalu parah seperti bencana sebelumnya baik Cigintung yang satu hari saja sudah ada penurunan tanah secara drastic, atau peristiwa Cisalak,” paparnya. Sampai saat ini pihaknya belum melakukan tindakan relokasi puluhan KK yang terancam. Namun untuk delapan KK yang rumahnya retak-retak direlokasi ke lembaga pendidikan. Pihaknya mengaku masih menunggu hasil analisis dari Badan Geologi. Sementara relokasi hanya untuk warga yang menempati tujuh unit rumah yang retak akibat penurunan tanah dan terancam ambruk. “Analisa membutuhkan waktu, dan kami berharap setelah dianalisa seminggu ke depan sudah ada hasil. Kami mengimbau kepada masyarakat tetap menjaga kondusivitas sambil menunggu hasil kajian teknis,” imbuhnya. BPBD juga telah menyiapkan posko pemantauan yang memantau setiap waktu secara kontinyu. Apalagi jika terjadi hujan dengan durasi dan intensitas cukup tinggi. Sehingga peringatan juga diberikan kepada masyarakat dibantu pihak Muspika untuk mencegah korban jiwa. Tim Satgas dan Tagana juga menyiapkan dapur umum bagi masyarakat di lokasi. Sementara PMI cabang Majalengka dan Dinkes menyiapkan mobil ambulans yang stanby di lokasi. “Ini untuk antisipasi musibah susulan. Pihak desa sudah berkoordinasi dengan pihak sekolah untuk sementara menggunakan ruang kelas sebagai lokasi pengungsian. Kalau pakai tenda khawatir korban malah terancam saat hujan,” pungkasnya. (ono)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: