Bamunas atau Azis? PAN Bebaskan Kader Tentukan Pilihan

Bamunas atau Azis? PAN Bebaskan Kader Tentukan Pilihan

CIREBON- Kader dan simpatisan Partai Amanat Nasional (PAN) bebas memilih di Pilkada Kota Cirebon. Silakan ke Bamunas Setiawan Boediman-Effendi Edo atau Nasrudin Azis-Eti Herawati. Langkah itu diambil PAN setelah Koalisi Umat gagal mendaftarkan jagoannya ke KPU Kota Cirebon. Penegasan tersebut disampaikan oleh Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno. “Untuk Pilkada Kota Cirebon tahun 2018, kita bebaskan kader dan simpatisan PAN untuk memilih,“ kata Eddy saat dikonfirmasi Radar Cirebon, kemarin (12/1). Eddy tidak menampik partainya kecewa atas kegagalan Siswandi dan Euis Fety Fatayaty maju di Pilkada Kota Cirebon karena absennya SK dukungan dari PKS. Namun demikian, dia menghormati proses yang berjalan di internal PKS. Sementara Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Barat, Mulyadi mengatakan partainya sebenarnya merespons keinginan umat dengan bergabung di Koalisi Umat. Hal itu dibuktikan dengan munculnya rekomendasi untuk Dede Muharam dan Ketua DPD PKS H Karso. Tapi setelah diterbitkan rekomendasi, sambung Mulyadi, ternyata Karso mundur. Mundurnya Karso justru menyulitkan Gerindra dalam menentukan pilihan. Dia juga tidak menampik usulan pertama muncul Siswandi, walaupun awalnya Mulyadi ngotot tidak setuju karena Siswandi tidak masuk dalam penjaringan. Hingga pada perjalanannya kemudian muncul nama Siswandi-Euis Fety Fatayati. “Tapi PKS justru tidak mau. Apapun keputusannya kita hormati. Gerindra sudah merespons keinginan masyarakat Kota Cirebon, bahkan sudah menitipkan dua rekomendasi ke DPC,” tandas Mulyadi. Disinggung sikap Gerindra pada pilkada Kota Cirebon, dia menegaskan tetap menjaga kebersamaan antara PAN dan PKS. Oleh karenanya, sambung Mulyadi, Gerindra istiqomah untuk netral demi menjaga kebersamaan tersebut. “Kita ingin bersama-sama tidak ke kiri dan tidak ke kanan,“ kata Mulyadi. Sebelumnya, Plt Ketua DPW PKS Jawa Barat Nur Supriyanto mengatakan partainya masih melakukan pengkajian untuk memilih Azis-Eti atau Bamunas-Effendi Edo. Atau pada pilihan tetap abstain di Pilkada Kota Cirebon. Kajian itu akan dilakukan bersama pengurus DPD PKS Kota Cirebon. PKS, PAN, dan Gerindra memang gagal mendaftarkan pasangan Siswandi-Euis Fety Fatayati setelah hingga penutupan pendaftaran bakal pasangan calon di KPU Kota Cirebon pukul 00.00, PKS tak mengeluarkan rekomendasi. PAN dan Gerindra hanya memiliki enam kursi di DPRD Kota Cirebon. Padahal syarat minimal jumlah kursi 7. Karena itu, pendaftaran Siswandi-Euis tidak bisa diterima oleh KPU. Nur Supriyanto mengatakan kesepakatan partai politik yang tergabung dalam Koalisi Umat memunculkan mantan Kapolresta Cirebon Siswandi dan Ketua DPD PKS H Karso. Dua nama itu sudah kadung dipublikasikan, bahkan sudah dibuatkan SK. Tapi belakangan, kata Nur Supriyanto, tiba-tiba muncul nama Euis Fety Fatayati yang mendampingi Siswandi. “Nah, kemunculan nama itu berarti kan saya harus bahas lagi. Sedangkan waktunya sudah makin mepet. Sudah last minute. Bahkan saat kita DPP dan DPW sedang fokus ke Pilgub Jawa Barat. Kita sudah mengurus pilgub. Kan informasinya juga telat dan tidak sempat rapat koalisi,” tandas Nur yang dihubungi wartawan melalui telepon selular. Menurut Nur, DPW PKS tidak kenal dan tidak pernah bertemu dengan Euis Fety Fatayati. “Karena kita tahunya nama Siswandi-Karso. Bagaimana pun juga saat akan mengusung seseorang, kita ingin tahu visi misi dan pola kerja pemerintahan. Kalau ujug-ujug tanda tangan, maka itu sama saja seperti membeli kucing dalam karung. Kami tidak mau,” tegas Nur. Dia kembali menegaskan mendapatkan pemberitahuan Siswandi-Euis saat last minute dan tidak memungkinkan untuk membahas lagi. Apalagi SK secara fisik harus dibawa dari Jakarta. “Secara teknis sudah tidak memungkinkan,” jelas Nur. (abd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: