Kedai Nasi Langgi Bu Pur, Bulan Pertama Pakai Tenda, Kini Omzet Rp50 Juta/Bulan

Kedai Nasi Langgi Bu Pur, Bulan Pertama Pakai Tenda, Kini Omzet Rp50 Juta/Bulan

Berburu kuliner di Cirebon tak pernah ada habisnya. Selalu ada jenis kudapan baru yang bisa ditemui, mulai pinggir jalan hingga kafe dengan ragam konsep uniknya. Bagi yang gemar menyantap makanan tradisional, tak boleh melewatkan kuliner Nasi Langgi Bu Pur di Jalan Kalitanjung, Kota Cirebon. ITTA F LAILIYYAH, Cirebon  SATU porsi Nasi Langgi disuguhkan bersama perkedel, bistik daging, sambel goreng ati, telor isi, telor pindang, suwir dadar, kerupuk udang, serta ditabur serundeng kelapa dan abon ayam. Harganya, cuma Rp12 ribu per porsi. Dilihat dari literatur, Nasi Langgi merupakan kuliner khas Solo. Namun pemilik Nasi Langgi Bu Pur Margono FI membawa citarasa dan kekhasan Cirebon. Memodifikasinya dengan tambahan lauk, seperti perkedel, telur isi ayam dan tentunya kerupuk udang. Kedai yang buka sejak tujuh bulan lalu ini, sudah mendapat tempat di hati pelanggan. Buktinya, meski jam operasional belum usai, stok Nasi Langgi selalu habis lebih cepat. Pengunjung pun tak jarang balik kanan dan kembali esok hari. \"Kami buka pukul 16.00 sampai habis. Ada yang makan di tempat, bawa pulang atau lewat go food,\" katanya kepada Radar Cirebon, Senin (15/1). Margono sangat mengutamakan kualitas bahan dan rasa. Misalnya, beras yang dipakai untuk Nasi Langgi dan Nasi Kuning adalah beras premium, begitu juga kelapa untuk santannya. Sehari, Margono menghabiskan 8 kilogram beras untuk Nasi Langgi dan Nasi Kuning. Porsinya 70 persen untuk Nasi Langgi, sesuai dengan branding Nasi Langgi yang diusungnya. Sementara omzet per bulannya, Margono sudah mampu mengantongi Rp50 juta per bulan, padahal di awal usahanya kedai Nasi Langgi-nya hanya membuka tenda di pinggir jalan. \"Dengan harga Rp12 ribu, saya ingin punya segmen sendiri yang bisa dieksplor. Alhamdulillah sejauh ini banyak yang jadi pelanggan,\" ujarnya. Dari kedatangan setiap hari, 70 persennya pesanan dibawa pulang. Pesanan dalam boks juga cukup santer. Bahkan dari keseluruhan omzet 40 persennya adalah pesanan. Sejumlah instansi telah mempercayakan Nasi Langgi buatannya untuk acara, seperti PDAM, RS Arjawinangun juga pesanan perorangan. Untuk pesanan minimal 25 box mulai Rp14-20 ribu tergantung jenis lauk yang dipilih. Selain Nasi Langgi dan Nasi Kuning, ada pula menu Ketan Abon hanya Rp7 ribu per porsi. Sama-sama diolah dengan santan dan rempah. Ke depan, Margono ingin mengembangkan varian menu yang ada sekarang. Rencananya, akan ada timlo dan nasi liwet. Margono ingin, meski dikenal dengan Nasi Langgi andalannya, pengunjung yang datang bisa menemukan lebih banyak varian menu dengan standar dan kualitas bahan yang sama. Konsistensi rasa sangat penting bagi pelanggan, sehingga tak ragu untuk datang berkali-kali. \"Di tengah bisnis kuliner yang sangat pesat, perlu identitas, segmen dan inovasi,\" pungkas dia. (*)      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: