6 Ruangan Kelas SDN Gelatik Rusak, Siswa Belajar Disekat Lemari

6 Ruangan Kelas SDN Gelatik Rusak, Siswa Belajar Disekat Lemari

CIREBON – Sejumlah sekolah dasar mengalami kerusakan bangunan karena beragam faktor. Selain SDN Kebon Baru 1 dan SDN Ketilang, ada dua SD lainnya yang juga mengalami kerusakan di ruang kelas. Akibatnya, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) terpaksa harus bergantian. Di SDN Gelatik, enam ruang yang mengalami kerusakan sudah tidak bisa dipakai. Diantaranya ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang kelas 2, ruang kelas 3, ruang kelas 4 dan perpustakaan. Padahal, untuk proses KBM dan kegiatan sekolah dibutuhkan sekiranya 9 ruang. \"Yang rusak ada 6 ruang, kita butuh 9 ruang,\" ujar Guru SDN Gelatik, Slamet Priyono, kepada Radar, Kamis (18/1). Selain KBM yang bergantian, kerusakan yang sebagian menimpa atap membuat instalasi listrik tak berfungsi. Kelas pun tidak memiliki daya listrik. \"Yang repot kalau mendung atau hujan, karena listrik gak nyala,\" ungkapnya. Terkait kerusakan itu, pihak sekolah sudah mengajukan perbaikan ke Dinas Pendidikan Kota Cirebon. Slamet berharap perbaikan segera dilakukan mengingat pentingnya ruang kelas untuk menunjang KBM siswa. \"SDN Gelatik itu sekolah yang termasuk paling lama, bangunannya juga sudah rapuh. Berharap ada perbaikan secepatnya,\" harapnya. Hal yang sama terjadi juga di SDN Silih Asuh 1. Sejumlah atap di sekolah tersebut bolong dan ada satu ruangan yang tidak dapat dipakai. Ruang kelas yang rusak, terutama pada bagian atap yakni kelas 1 yang kini dikosongkan. Hal itu dilakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan siswa. \"Khawatir ambruk dan menimpa anak-anak, jadi kita kosongkan,\" ujar Kepala SDN Silih Asuh 1, Maryono SPdI. Awalnya, kata Maryono, secara kasat mata tampilan bangunan dari luar masih terlihat baik. Atap dan plafon pun masih utuh. Namun, Maryono mengaku heran saat melihat kipas angin yang menempel di dinding kelas tersebut berputar tidak sebagaimana mestinya. Melihat kejanggalan itu, Maryono meminta kepada penjaga sekolah untuk memperbaiki. Namun, penjaga tidak berani memperbaiki karena kayu-kayu sudah keropos. \"Setelah tau begitu, saya langsung minta anak-anak pindah kelas, khawatir lagi belajar terus ambruk. Atap bagian teras dan selasar juga terpaksa kami potong khawatir ambruk juga,\" jelasnya. Maryono mengaku sudah mengajukan permohonan rehab ke dinas terkait. Ia berharap perbaikan segera dilakukan. \"Sudah disampaikan ke disdik, ya mudah-mudahan tahun ini sudah diperbaiki,\" harapnya. Dalam wawancaranya kepada koran ini, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cirebon, Drs H Jaja Sulaeman MPd mengatakan, kondisi sarana dan prasarana di sejumlah sekolah khususnya SD memang masih ada yang belum memadai. Seperti kekurangan kelas, termasuk kondisi ruang kelas yang rusak. Pihaknya sudah mendatangi sekolah yang mengalami kerusakan, diantaranya SDN Kebon Baru 1, SDN Ketilang, SDN Gelatik, dan SDN Silih Asuh. Diakui selama ini perbaikan kerusakan sarana di sekolah, hanya mengandalkan bantuan operasional sekolah (BOS). Itupun terbatas. \"Memang ada anggaran untuk sarana, tapi tidak ada anggaran untuk perawatan khusus. Tidak ter-cover dalam anggaran,\" jelasnya. Karena keterbatasan anggaran, dinas pendidikan sedang berupaya mencarikan solusi agar sekolah bisa melakukan KBM dengan nyaman. \"Kalau dari APBD tidak mampu, kita ajukan ke perusahaan-perusahaan atau swasta. Inginnya saya lelangkan itu, pake dana CSR (Corporate Social Responsibility) perusahaan. Silahkan siapa yang sanggup bantu, tapi harus tuntas,\" katanya. (mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: