96 Santriwati Al Kautsar Cilimus Keracunan Makanan

96 Santriwati Al Kautsar Cilimus Keracunan Makanan

KUNINGAN-Sebanyak 96 santriwati Pondok Pesantren Al Kautsar, Desa Cilimus, Kecamatan Cilimus, mengalami keracunan makanan. Penyebabnya diduga setelah menyantap jatah makan yang dibagikan pada Minggu (21/1) sore. Beberapa santri mengalami pusing-pusing dan mual sekitar satu jam setelah memakan makanan tersebut hingga beberapa di antaranya mengalami muntah dan harus dilarikan ke rumah sakit. \"Saya mulai mengalami pusing kepala dan sakit perut disertai mual-mual pada Minggu sore, hingga malam hari ternyata tidak sembuh sehingga langsung dibawa ke rumah sakit,\" ujar Nenah (13) salah satu santriwati yang mendapat penanganan di IGD RSUD Linggajati. Nenah menuturkan, pada Minggu sore seperti biasa dia bersama ratusan santri lainnya menyantap makan sore yang disediakan pihak pesantren selepas Ashar dengan menu terdiri dari nasi putih, gorengan, mi dan tahu. Tak lama setelah menyantap makanan tersebut, Nenah bersama puluhan santri lainnya mengalami kepala pusing, mual dan sakit perut hebat. \"Tidak sampai muntah, hanya saja kepala pusing terasa sangat berat dan sakit perut tak tertahan. Akhirnya saya dibawa oleh pengurus pondok ke rumah sakit,\" ujar Nenah. Selain Nenah, ada lima santriwati lain yang juga dilarikan ke RSUD Linggajati dan tujuh lainnya ke Puskesmas Cilimus pada Minggu malam hingga Senin dini hari. Sedangkan puluhan santri lain yang mengalami gejala serupa tetap di pondok untuk mendapat penanganan dokter Puskesmas yang dipanggil pengasuh pondok pesantren. Sementara itu Kepala Ruangan IGD RSUD Linggajati Darwo SKep Ners mengatakan, pihaknya mulai menerima pasien santriwati Ponpes Al Kautsar sekitar pukul 23.00 WIB dan berangsur-angsur hingga pukul 02.00 WIB tercatat ada enam santriwati yang mengalami gejala yang sama. Pihak rumah sakit pun langsung melakukan penanganan dengan memberikan infus dan obat anti mual kepada para pasien keracunan tersebut. \"Alhamdulillah kondisi pasien sudah mulai pulih dan tidak ada yang mengkhawatirkan. Setelah mendapat penanganan intensif dengan memberikan obat anti mual dan penetralisir racun, semua pasien yang kami terima kondisinya sudah membaik dan sudah boleh pulang,\" ujar Darwo. Terkait penyebab keracunan, Darwo mengaku tidak mengetahui secara pasti karena bukan kewenangannya. Namun, kata dia, seluruh pasien mengaku mengalami gejala yang sama seperti pusing, mual dan sakit perut setelah menyantap makanan pada Minggu sore tersebut. \"Untungnya tidak ada pasien yang mengalami muntah-muntah hingga mengalami dehidrasi. Sehingga penanganannya pun tidak terlalu merepotkan,\" ujar Darwo. Sementara itu, pengasuh pondok pesantren Al Kautsar Ahmad Fauzan membantah penyebab keracunan berasal dari makanan yang dibagikan pihak pesantren. Menurut dia, apabila penyebabnya dari makanan, maka yang mengalami keracunan pun seluruh penghuni pondok pesantren yang berjumlah 700 orang lebih. \"Seluruh makanan yang dibagikan kepada santri adalah sama dimasak oleh petugas dan dapur yang sama. Jika penyebabnya karena makanan yang kami sediakan, maka yang keracunan semua santri baik laki-laki maupun perempuan. Buktinya dari sekitar 400 santri perempuan yang keracunan hanya sebagian kecil saja, sekitar 60 orang,\" ujar Fauzan. Terpisah, Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan dr Eva Maya mengatakan, kejadian keracunan masal para santri tersebut tengah dalam penanganan timnya. Salah satunya melakukan investigasi penyebab keracunan tersebut dan menurunkan petugas medis untuk melakukan penanganan darurat pemberian obat kepada para santri. \"Kami masih melakukan investigasi terhadap penyebab keracunan di ponpes ini, salah satunya mengambil sampel makanan dan minuman yang dimakan para santri tersebut untuk diperiksa di laboratorium. Masalahnya, ternyata makanan yang dimakan para santri sudah habis semua,\" ujar Eva. Namun demikian, Eva mengatakan, sebagai upaya penanganan darurat Dinkes Kabupaten Kuningan telah menurunkan tim medis untuk memberikan pengobatan terhadap santri yang kondisinya masih lemas dan menjalani perawatan di pondok pesantren. Adapun mereka yang keracunan, kata dia, sebanyak 96 santri terdiri dari 56 kondisinya ringan, 33 cukup berat dan enam menjalani perawatan di rumah sakit. \"Alhamdulillah kondisinya sudah mulai membaik. Mudah-mudahan setelah mendapat penanganan medis yang tepat, para santri ini bisa secepatnya pulih dan bisa beraktivitas seperti sedia kala,\" ujar Eva. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: