Warga Kesal Harga Beras di Kuningan Masih Mahal,

Warga Kesal Harga Beras di Kuningan Masih Mahal,

KUNINGAN-Harga beras yang tak kunjung turun dikeluhkan masyarakat terutama yang tinggal di pedesaan. Sebab tidak semua warga di pedesaan memiliki lahan pertanian sehingga untuk kebutuhan sehari-hari mengandalkan beras dari pasar atau pedagang yang ada di desanya dengan cara membeli. Karena itu, mereka berharap, pemerintah segera melakukan langkah konkret untuk menurunkan harga beras yang kian tak terjangkau. Di para pedagang, harga beras saat ini mencapai Rp9 ribu hingga Rp10.000 untuk satu kilogramnya. Kendati melambung warga terpaksa tetap membelinya lantaran membutuhkan beras untuk konsumsi sehari-hari. Seperti diutarakan Ebo, warga Kecamatan Japara. Dia merasa kesal lantaran harga beras tak kunjung turun, sementara dirinya harus membeli beras untuk keluarganya. Pria yang bekerja sebagai buruh itu mengaku tidak memiliki sawah sehingga harus membeli beras setiap harinya. “Sekarang harga beras cukup mahal, sedangkan beras raskin (rastra, red) dari pemerintah belum turun. Terpaksa beli beras dari warung dengan harga yang cukup menguras kantong. Padahal penghasilan saya dari buruh tidak sebarapa, paling dapat Rp50 ribu sehari. Itu juga tidak setiap hari, hanya kalau ada yang nyuruh kerja saja,” ujarnya sambil menghela napas. Ebo yang memiliki dua anak itu hanya bisa mengurut dada dengan kenaikan harga beras yang melebihi kemampuannya. Untuk menyiasatinya, dia dan keluarganya terpaksa harus mengurangi jatah makan dalam sehari-harinya. “Ya makannya dikurangi enggak terlalu banyak, tidak bisa makan tiga kali sehari. Pagi sarapan apa adanya, siang dan sore baru makan. Kalau nasi sudah habis, ya sorenya makan apa aja yang penting perut bisa diganjal. Saya sih berharap agar pemerintah segera menurunkan beras raskin, biar saya bisa membeli dengan harga murah,” sebut Ebo diamini warga lainnya. Hal senada diungkapkan Sadiah, dari Kecamatan Cidahu. Sama seperti Ebo, Sadiah juga tak memiliki lahan pertanian. Untuk kebutuhan beras keluarganya, dia membeli dari warung dan jika ada rejeki membeli langsung ke penggilangan. Untuk di warung sendiri, harga beras tidak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Meski berat harus membeli beras dengan harga mahal setiap harinya, namun Sadiah dan Ebo serta ribuan warga lainnya tak memiliki pilihan lain. “Kalau harganya murah sih mungkin tidak terlalu berat. Tapi sekarang di para pedagang harga beras sudah Rp9 ribuan. Terpaksa membeli kendati uang saya pas-pasan,” ungkapnya. Sementara dari pantauan Radar di sejumlah pasar tradisional, harga beras masih stagnan di kisaran Rp13 ribu an. Seperti terpantau di Pasar Kepuh. kota Kuningan, harga tersebut berlaku untuk beras kualitas premium atau super. Pemilik kios beras di Pasar Kepuh H Ooh mengatakan, kenaikan harga beras tersebut sudah terjadi di tingkat bandar dan pabrik penggilingan padi. Hal ini terjadi sejak satu bulan terakhir akibat stok beras terbatas. \"Saya biasa dapat kiriman beras dari Cibingbin dan Luragung setiap dua hari sekali bisa 3 ton. Tapi sekarang hanya 5 kwintal saja, itu pun kadang tidak ada kiriman,\" ujar H Ooh salah satu pedagang beras di Pasar Kepuh. Ooh mengaku, kenaikan harga beras hingga mencapai Rp13.000 per kilogram saat ini adalah yang tertinggi dan baru pertama kali terjadi. Meski demikian, kenaikan harga beras tersebut tampaknya tidak berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk membeli beras kualitas premium dan tidak beralih ke beras kualitas medium. \"Pelanggan saya tidak mau beralih ke beras medium dan tetap tetap memilih beras premium sekalipun harganya sudah mahal. Alasannya karena beras kualitas medium tidak enak kalau dimakan, terutama oleh anak-anak sehingga tetap saja banyak terbuang,\" kata Ooh. Ooh mengatakan, mahalnya harga beras diprediksi masih akan bertahan hingga satu bulan ke depan. Nanti setelah musim panen tiba, kata Ooh, harga beras dipastikan akan kembali normal seperti sedia kala yaitu Rp9.500 untuk kualitas premium dan Rp8.500 untuk kualitas medium. “Katanya sih bulan depan di Kuningan sudah mulai pada panen, dan mungkin harga berasnya akan turun. Saya tak mungkin menurunkan harga beras, kalau dari distributornya masih tinggi,” sebut dia. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: