NPCI Tuntut Persamaan Hak, Minta Bonus Emas Peparda Rp100 Juta

NPCI Tuntut Persamaan Hak, Minta Bonus Emas Peparda Rp100 Juta

CIREBON–Di tahun ini, tidak hanya Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar yang akan dihelat. Ada multievent olahraga lain yaitu Pekan Paralympic Daerah alias Peparda. Peparda adalah kejuaraan multicabang olahraga khusus bagi atlet penyandangan disabilitas. Peparda Jabar 2018 akan menjadi momentum penting bagi National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) sebagai induk organisasi yang menaungi atlet berkebutuhan khusus. Tidak terkecuali bagi NPCI Kabupaten Cirebon. Pasalnya, ini merupakan Peparda pertama setelah NPCI terpisah dari KONI. Pada tahun 2015, NPCI Pusat memisahkan diri dari KONI Pusat yang sama-sama berkedudukan di Jakarta. Keputusan itu pun diikuti secara bertahap oleh NPCI daerah baik di tingkat provinsi maupun kota/kabupaten. Dengan demikian, NPCI memiliki tantangan tersendiri dalam menghadapi Peparda tahun ini. Sebab, manajemen diatur secara independent tanpa interfensi KONI seperti sebelumnya. Ketua Umum NPCI Kabupaten Cirebon, Syahrudin mengakui, kekhawatiran terbesarnya terkait anggaran. “Karena kita sudah di luar KONI. Maka harus berupaya sendiri mendapatkan bantuan dari pemerintah,” kata dia. “Beruntung untuk Peparda tahun ini kita sudah ada anggaran. Kita mengajukan melalui Disbudparpoa Kabupaten Cirebon. Total anggarannya sekitar Rp250 juta. Anggaran tersebut untuk peralatan dan pelaksanaan Peparda 2018,” terang Syahrudin. Sayang, masih ada yang luput dari perencanaan NPCI. Menurut Syahrudin, tidak ada anggaran untuk pembinaan atlet selama persiapan menuju multievent empat tahunan tersebut. Padahal, NPCI sendiri sudah mempersiapkan tidak kurang dari 20 atlet. “Nah, anggaran pembinaannya belum ada. Kita sudah ngajukan. Tapi memang belum bisa terakomodasi di Budpar,” jelasnya. Namun, alih-alih ngotot mengajukan anggaran pembinaan, Syahrudin memilih mengalihkan perhatiannya pada pemberian bonus atlet. Dia berharap, bonus prestasi di Peparda tidak dibedakan dengan prestasi Porda. Itu artinya, baik atlet regular maupun atlet difabel mendapatkan bonus yang sama nilainya. “Kalau di Porda peraih emas dapat bonus Rp100 juta, kami juga mengharapkan yang sama,” cetusnya. Ya, pada Porda Jabar XII/2014, Pemerintah Kabupaten Cirebon memang memberi bonus Rp100 juta kepada peraih emas Porda. Namun, hanya Rp15 juta bagi peraih emas Peparda. Syahrudin menilainya sebagai tindakan diskriminatif. “Kami sama juga dengan atlet lainnya. Kami berjuang demi nama besar daerah,” ungkapnya. “Makanya, nanti kami akan mencoba untuk mengusulkan soal bonus atlet tersebut. Mudah-mudahan masih bisa terakomodasi di tahun anggaran 2018 atau setelat-telatnya di tahun 2019,” imbuhnya. Menanggapi harapan NPCI, Disbudparpora Kabupaten Cirebon tidak begitu saja mengucap janji. Namun demikian, Kepala Bidang Olahraga Disbudparpora Kabupaten Cirebon, Dadang Raiman mengatakan, usulan NPCI akan menjadi bahan pertimbangan. “Kalau NPCI mengusulkan kita akan membantu memperjuangkan. Tapi kami tidak bisa memastikan apakah harapan tersebut bisa terwujud atau tidak. Sebab, ada banyak faktor lain yang menentukan,” kata Dadang diplomatis. (ttr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: