Ratusan Hektare Sawah Terancam Kekeringan, BMKG: Curah Hujan di Bawah Normal

Ratusan Hektare Sawah Terancam Kekeringan, BMKG: Curah Hujan di Bawah Normal

CIREBON - Meski telah memasuki musim hujan, namun ratusan hektare sawah di Kabupaten Cirebon terancam mengalami kekeringan. Bahkan, banyak bendungan yang sudah mengalami penyusutan dan tidak bisa lagi menyuplai air ke lahan pertanian di Kabupaten Cirebon. “Sekarang hampir sebagian sawah sudah mengalami kekeringan. Banyak sawah yang sudah dibajak dan siap tanam, tidak jadi ditanam karena sudah mengalami kekeringan. Bahkan, banyak sawah juga yang sudah mengalami kondisi pecah-pecah,” ujarnya kepada Radar, kemarin. Bukan hanya itu. Sejumlah bendungan yang ada di Kabupaten Cirebon rata-rata mengalami penyusutan debit air. Padahal, cuaca sekarang bukan musim panas, melainkan musim hujan. “Curah hujannya sangat sedikit, sehingga menyebabkan bendung-bendung yang ada di kita mengalami penyusutan debit air. Banyak juga bendung yang seharusnya menyuplai air di sawah, malah mendapatkan suplai air dari sawah,” bebernya. Kariri menyebutkan beberapa kecamatan di Kabupaten Cirebon yang sawahnya terancam mengalami kekeringan. Di wilayah barat seperti Kecamatan Kaliwedi, Gegesik, Kapetakan, Suranenggala, Panguragan, Gunung Jati, Jamblang dan Klangenan. Di wilayah timur pun sama, namun pihaknya belum mengetahui pasti karena belum meninjau langsung ke lokasi. “Jujur saja, tidak semua desa bisa kita tangani. Karena memang sudah terlalu banyak. Kita hanya bisa memprioritaskan beberapa daerah saja yang paling parah mengalami kekeringan. Kita akan meminta penambahan pasokan air dari Waduk Jatigede. Meskipun saluran irigasi dari Jatigede belum bisa maksimal karena masih dalam modernisasi,” tuturnya. Selain itu, pihaknya sudah mulai menerapkan sistem tata gilir air. Tujuannya, supaya dampak kekeringan tidak terlalu parah dan bisa ditekan. Terpisah, Prakirawan Cuaca BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Iziyn MP mengatakan, dalam keadaan normal, seharusnya bulan Januari merupakan puncak musim hujan. Namun saat ini curah hujan di bawah normal. “Ini disebabkan oleh beberapa gangguan secara regional. Yakni pada awal pertengahan Januari terdapat siklon tropis di wilayah utara Indonesia yang menyebabkan terhambatnya aliran masa udara basah yang untuk pembentukan awan-awan  hujan yang menuju di Indonesia. Sehingga pertumbuhan awan-awan tidak maksimal dan curah hujan sedikit,” jelasnya. Hal lain, Faa Iziyn menjelaskan, selisih tekanan udara di wilayah Asia dan Australia turut mempengaruhi siklus ini. Kedua faktor perbedaan yang cukup jauh (25 milibar) selisih tekanan udara di wilayah Asia dengan Australia, menyebabkan kondisi angin kencang di wilayah Jawa, mengganggu pertumbuhan awan-awan hujan dan menjadi jarang turun hujan. (den)    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: