Genangan Air di Jalan Cipto Kota Cirebon Sulit Surut, Ini Sebabnya

Genangan Air di Jalan Cipto Kota Cirebon Sulit Surut, Ini Sebabnya

CIREBON – Drainase Jalan Cipto Mangunkusumo kembali bermasalah. Padahal, tak sedikit dana yang dikeluarkan untuk melakukan pembenahan. Yang terbaru, pembenahan culvert box dalam paket peningkatan jalan di kawasan itu juga tak berhasil memperbaiki keadaan. Pantauan Radar Cirebon, selepas dilanda hujan lebat dua hari berturut-turut, genangan air di depan SMAN 2 Kota Cirebon, Hotel Citra Dream hingga Lampu Merah Gunungsari tak kunjung surut. Bahkan saat diguyur hujan semalaman pada Jumat (9/2), kawasan itu tergenang hingga pagi hari. “Setelah dibeton kok jadi tambah parah,” ujar Febrian (25), kepada Radar Cirebon, Minggu (11/2). (Baca: Kota Cirebon Terdampak Banjir Kiriman dari Kabupaten) Pasir dan bebatuan bekas banjir waktu lalu itu masih tertinggal di pinggir bahu jalan. Tentu saja keberadaan material itu cukup membahayakan bagi pengguna jalan. Mulai dari depan SMKN 2 Cirebon sampai lampu merah Gunungsari material ini berceceran. \"Pasir ini kan buat licin, lebih baik ambil ke kanan jalan aja atau rada ke tengah. Di jalur sebelah kiri cenderung banyak pasir dan batuan,\" kata Febrian. Bukan hanya material pasir dan bebatuan yang masih tertinggal, genangan air cukup menyulitkan pengendara. Hampir setengah badan jalan terendam hingga Minggu sore. Pengguna jalan lainnya, Dinar (22), menduga saluran air yang minim di kawasan tersebut yang jadi penyebabnya. \"Aneh ya, yang lain sudah pada surut nah tinggal di bagian ini aja. Genangannya pun sampai mau setengah jalan sendiri,\" tuturnya. Sejumlah pihak terkait hingga berita ini diturunkan belum dapat dikonfirmasi. Namun dari dua kali hujan dalam dua hari, dapat terlihat proyek culvert box di Jl Cipto Mangunkusumo, khususnya menjelang lampu merah Gunungsari sepertinya belum berfungsi optimal. Persoalan drainase di Jl Cipto Mangunkusumo memang cukup pelik. Dalam beberapa kali pembahasan Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR), Syarif, mengaku sudah menyampaikan beberapa usulan. Salah satunya membuat parkiran air di belakang kantor Balai Pelayanan dan Pengawasan Pendidikan (BP3) Wilayah V Dinas Pendidikan Jawa Barat. Parkiran ini maksudnya menjadi penampungan saat air di Jl Cipto Mk penuh. “Istilahnya buat antrean air,” tutur Syarif, kepada Radar Cirebon beberapa waktu lalu. Alternatif berikutnya ialah memanfaatkan saluran limbah milik Provinsi Jabar di bawah Jl Cipto Mk, tepatnya di depan CSB Mall. Saluran limbah ini memanjang dari Jl Arya Kemuning langsung ke laut. Andai bisa diambil alih pemkot, tinggal membuat akses jalan air menuju saluran limbah. Dia yakin, dengan pemanfaatan saluran ini nantinya kawasan Jl Cipto Mk tidak akan tergenang lagi. “Cuma ya itu, salurannya masih milik provinsi. Tapi saya berharap pemkot serius menindaklanjuti supaya bisa kita ambil alih,” katanya. Akademisi Sekolah Tinggi tehnologi Cirebon (STTC), Mudhofar, mengatakan, sejak Pemerintahan Kolonial Belanda, drainase Kota Cirebon sudah dipersiapkan sedemikian rupa. Belanda yang punya pengalaman dengan masalah permukaan laut, tentu punya pertimbangan sendiri termasuk soal tinggi air muka laut. Saat masih bernama kota praja, sudah dibangun daerah aliran sungai (DAS) sampai empat titik. Namun pada perkembangannya, DAS dalam kondisi kurang terawat, belum lagi minimnya daerah resapan air. Tetapi, apa yang dibangun di era kolonial itu tentu perlu penyesuaian. Kondisi saat ini sudah jauh berbeda. “Sudah kekurangan dan pohon-pohon, yang ada malah ditebang,” tuturnya. Penebangan pohon ini, berkejaran dengan terus berkurangnya daerah resapan air. Imbasnya, debit air yang masuk drainase menjadi sangat besar. Di beberapa lokasi, daya tampung saluran sudah tidak mendukung dan meluber ke jalanan. Alumnus Universitas Diponegoro (Undip) ini juga menyarankan kepada pemkot untuk kembali me-review keberadaan daerah resapan. Kalaupun drainase dibesarkan, belum tentu optimal akibat besarnya debit air yang masuk. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: