Hari Pertama Sekolah, Adaptasi Anak Bergantung Bekal di Rumah

Hari Pertama Sekolah, Adaptasi Anak Bergantung Bekal di Rumah

CIREBON–Pekan pertama masuk sekolah, menjadi sangat menentukan untuk anak-anak.  Sekaligus menjadi tantangan bagi orang tua. Bagaimana mereka bisa mengantarkan anak melalui masa adaptasi. Kondisi ini berlaku kepada anak yang baru mengenal sekolah atau anak yang baru pindah ke sekolah baru. Kepala Chilvil Preschool and Kindergarten, Wawan Darmawan SPdI mengungkapkan, tantangan untuk anak antara lain beradaptasi dan mengembangkan kemampuan sosialnya di lingkungan baru, secepat mungkin dan senatural mungkin. Semua itu butuh bekal pendidikan dari rumah yang membuat mereka berani, percaya diri dan mudah beradaptasi dengan lingkungan. \"Di sini juga ada peran penting karakter dan sifat masing-masing anak yang berbeda-beda, \" ujar Wawan kepada Radar Cirebon. Sedangkan untuk tantangan orang tua, bagaimana caranya ada di pihak netral. Tidak terlalu memanjakan yang menjadikan anak cemas dan tidak percaya akan lingkungan barunya. Juga tidak terlalu keras pada anak yang pergi meninggalkan anaknya begitu saja di lingkungan baru. Meninggalkan anak begitu saja, akan membuat mereka menjadi kurang nyaman, sedih juga marah. Efek lanjutannya, anak rewel dan bisa tidak betah di sekolah barunya. \"Temanilah anak beberapa hari, paling lama satu minggu,” katanya. Sementara tantangan bagi gurunya yakni memahami psikis dan psikologi masing-masing anak. Dengan begitu guru akan lebih mudah memberikan pendekatan yang berbeda. Untuk anak yang sudah mandiri dan berani, guru bisa lebih banyak memberikan tugas individu yang sekiranya bisa ia kerjakan sendiri. Guru juga bisa menjadikan peer educator dan model untuk teman-temannya di kelas. Untuk anak yang kurang cepat beradaptasi, guru seharusnya memberikan perhatian lebih agar si anak dapat merasa nyaman dan diterima di sekolah barunya. \"Oh, teman2 saya baik yah, oh gurunya baik yah, oh saya juga bisa main di sini. Sampai si anak merasa seperti itu,\" jabarnya. Kedua, yang teramat penting untuk memperlancar masa adaptasi adalah kuota siswa dalam satu kelas haruslah seimbang dan wajar. Tentunya agar guru dapat menangani anak-anak lebih maksimal dan dapat melakukan pembagian tugas dengan guru lainnya dengan lebih baik. Siapa guru yang menangani anak-anak yang sudah mandiri dan siapa guru yang menangani anak yang masih harus dibimbing, sekedar contohnya. Bila jumlahnya berlebih atau siswa terlalu banyak, tentu akan sulit melakukan proses ini. Terakhir, yang paling penting, lakukan semua itu dengan hati, dengan cinta dan penuh perhatian. Pada dasarnya anak-anak punya naluri dan berusaha membuat bonding (ikatan) dengan guru yang membuatnya merasa nyaman. Menurut Wawan, hal-hal di atas kebanyakan dirasakan oleh guru-guru playgroup, pendidikan anak usia dini (PAUD) atau TK. Sementara SD apalagi tingkat atas, anak-anaknnya lebih bisa dikatakan lebih mandiri dan kemampuan adaptasinya sudah cukup berkembang. Kepala PAUD Terpadu Aisyiyah Kota Cirebon Efa Nurzini Fazilet SPd mengungkapkan hari pertama masuk  sekolah memang hari yang ditunggu oleh anak-anak maupun orang tua. Terutama untuk mereka yang baru pertama memasukan putra putrinya ke sekolah.  Seperti tahun-tahun sebelumnya, bila ada anak-anak yang rewel dan menangis karena ditinggal orangtuanya maka hal ini adalah tantangan buat guru-guru khususnya guru PAUD/TK di semua lembaga. \"Penting untuk guru bisa membujuk anak tidak menangis. Bisa dengan memberi permainan untuk mengalihkan,” tuturnya. Kondisi ini lazim terjadi. Apalagi di PAUD Terpadu Aisyiyah, anak-anak harus sudah bisa ditinggal dari hari pertama. Guru harus ekstra membuat permainan yang menarik perhatisn anak. Sehingga mereka bisa cepat kerasan di sekolah. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: